Lebih
dekat mengenal Surabaya, dengan segala geliat dinamikanya. Di balik
hiruk-pikuk aktivitas metropolitannya. Sekumpulan orang berkumpul
berkreasi, berproduksi menghasilkan komoditi berpotensi ekonomi.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya, setidaknya mencatat
beberapa kampung yang potensial berkembang dengan kekhasan karyanya.
Untuk kemudian didampingi guna menuju puncak kesuksesan demi
kesejahteraan masyarakat sendiri.
Beberapa kampung kreatif yang dibina Disperdagin Kota Surabaya, sebut
saja; Kampung Tas di Morokrembangan, Kampung Paving di Kecamatan Pakal,
Kampung Kue di Kecamatan Rungkut, dan Kampung Sandal-Sepatu di kawasan
Osowilangun. Selain itu Majalah Surabaya City Guide juga melengkapi
dengan liputan dan Kampung Pernak-pernik di wilayah Benowo, dan Kampung
Sulam Pita di Tambak Asri Surabaya.
Kampung Tas
Jika mendengar sentra tas terbesar di Jawa Timur, yang terpikir pasti
menjurus ke sentra tas Tanggulangin, yang ada di Selatan Kota Sidoarjo.
Namun, di lain lokasi ternyata ada sebuah kampung yang warganya
sehari-hari memproduksi berbagai macam tas. Kampung tersebut berada di
Jalan Gadukan Baru, Morokrembangan, Surabaya.
Terbentuknya kampung tas ini sekitar tahun 1978. Berawal dari 6 – 10
orang yang ahli dalam membuat tas dari berbagai macam bahan,
kreativitas mereka akhirnya tertular ke warga lain. Kini terdapat 68
perajin yang memproduksi tas di daerah tersebut, tersebar di RW IV, V,
dan VI Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Surabaya.
Kampung Paving
Batu
paving banyak dipilih sebagai alternatif material halaman rumah dan
jalan, karena bentuknya yang variatif, memberi ruang drainase, dan mudah
dalam perbaikan jika terjadi kerusakan. Semakin hari permintaan batu
paving semakin meningkat, sehingga banyak perusahaan besar yang
memproduksi material ini. Di tengah sibuknya pabrik-pabrik membuat batu
paving, ternyata batu paving ada yang diproduksi dari sebuah kampung di
daerah Kelurahan Pakal, Kecamatan Pakal, Surabaya.
Kampung Kue
Berawal
dari hobi membuat kue, ibu-ibu yang tergabung dalam Kampung Unggulan
Kue, di Rusun Penjaringan Sari, akhirnya bisa mengembangkan hobi mereka
menjadi usaha yang menghasilkan. Berbagai varian resep dikreasikan
menjadi kue-kue enak, dan bernilai ekonomis.
Kampung kue di Rusun Penjaringan Sari berawal dari tiga home industry.
Salah satunya adalah milik Anik Pudjiati, yang memproduksi aneka kue
basah sejak tahun 2001. Seiring waktu berputar, akhirnya banyak warga
lain yang tertarik mengikuti jejak tiga produsen kue tersebut.
Kampung Sepatu-Sandal
Bila
Anda berbelanja sepatu atau sandal di mal atau pusat grosir, jangan
kaget bila produk yang Anda beli ternyata buatan perajin sepatu-sandal
Tambak Oso Wilangon, Kecamatan Benowo Surabaya. Sepatu dan sandal itu
dibuat secara home industri dan tanpa merek. Dari mereka -lah sepatu dan
sandal itu diberi label, merek, kemudian dipasarkan.
Kampung yang dulu lebih dikenal dengan nama Sememi Lor itu terletak tak
jauh dari terminal Tambak Oso Wilangon, sekitar 500 meter arah Barat,
menuju Kota Gresik. Sekilas kampung ini tak menunjukkan geliat yang
menarik. Tapi siapa sangka, di kampung ini telah ribuan bahkan jutaan
produk sepatu sandal dibuat oleh warga, secara turun-temurun.
Kampung Pernak-Pernik
Dari
kerajinan sulam pita, kampung ini mampu memberikan manfaat kepada
masyarakat sekitar. Kreativitas ibu-ibu PKK Pondok Benowo Indah RT 5 RW 8
Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal bisa menjadi contoh. Kampung
ini terkenal karena salah satu prestasi dari ibu-ibu PKK yang sangat
terampil dalam sulam pita. Dengan keterampilan bersulam pita ini ,
kemeja yang polos, menjadi lebih cantik. Kerudung yang polos tak
bermotif pun menjadi lebih unik dan menarik, dan sejumlah kerajinan
tangan lainnya dihasilkan, bahkan Balai RW pun dijadikan galeri untuk
memajang karya mereka.
Kampung Sulam Pita
Berbekal
tekad, warga kampung di pinggiran Surabaya ini berhasil memproduksi
kerajinan kreatif dan sudah berhasil menembus pasar luar negeri. Sekitar
1980 -an, tanah ini masih ditumbuhi pepohonan yang rimbun. Suasana
masih gelap, tidak ada lampu penerangan kecuali kelap-kelip lampu oblek.
Lambat laun kawasan ini mulai terusik oleh kehidupan manusia. Satu dua
orang mulai babat alas, membuka lahan dan kemudian bertempat tinggal di
situ. Kampung itu kemudian dijuluki Kampung 1001 Malam. Kini warganya
kian kreatif, dengan kerajinan sulam pitanya.
Lebih lengkap tentang tulisan kampung-kampung kreatif di Surabaya ini,
bisa dibaca di Majalah SCG edisi September 2013. Bisa pula didapatkan
infonya di website www.surabayacityguide.co.id.
Foto-foto: A.Kusnanto/Bob
Monday, November 4, 2013
Kampung Kreatif Surabaya
9:23 AM
PT Equityworld Futures Surabaya
No comments
0 comments:
Post a Comment