VIVAnews - Taman gantung Babylonia sempat tercatat
sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Namun sayang, jejaknya
selama ini sulit ditemukan.
Setelah dua dekade meneliti, Dr Stephanie Dalley dari Somerville College yang merupakan bagian dari Oxford University, mengklaim berhasil menguak misteri taman yang digambarkan megah dan indah itu.
Melalui risetnya, Dalley membuktikan bahwa taman megah itu memang ada sekaligus membantah bahwa taman gantung itu dibuat oleh Raja Nebukadnezar, sebagaimana yang diyakini selama ini.
Dilansir Pasthorizonspr, Selasa 26 November 2013, Dalley mengatakan taman itu telah dibuat pada awal abad ketujuh sebelum Masehi di kawasan Niniwe, Irak, sekitar 300 mil dari Babylonia pada saat itu.
Taman itu dibangun oleh orang Suria (Asyiria) di Mesopotamia Utara, yang kini merupakan wilayah Irak. Pembangunan taman itu merupakan perintah dari Raja Suria saat itu, Sennacherib.
Dalley mendeskripsikan, taman gantung itu merupakan taman istana yang tiada bandingannya dan sangat dikagumi banyak orang.
"Ada keajaiban pada bangunan tingkatan sekrup air yang dibuat dengan menggunakan metode pengecoran perunggu," kata Dalley.
Sebuah penggalian di dekat wilayah Nineveh baru-baru ini menemukan saluran air dengan jejak tulisan yang menunjukkan kemasyhuran taman itu.
"Saya Raja Sennacherib, raja dunia, mengalirkan air ke lingkungan Niniveh," demikian pernyataan yang tertulis pada salah satu prasasti.
Dalley berpendapat, pemandangan Babylon dan Niniwe mendukung kesimpulannya bahwa dengan karakter wilayah sekitar Babylonia yang datar, mustahil untuk menyalurkan air ke taman gantung sebagaimana yang digambarkan dalam sumber klasik.
Dalley berpendapat lain, terkait sumber klasik yang menyebutkan taman gantung dibangun oleh Raja Nebukadnezar.
Berdasarkan kajiannya, setelah orang Suria menaklukkan Babylonia pada 689 SM, ibukota Suria, Niniveh, dilihat orang saat itu sebagai Babylonia baru. Pemahaman ini ditakutkan menimbulkan kebingungan.
Sementara pada riset sebelumnya disebutkan setelah raja Sennacherib menaklukkan Babylonia, ia kemudian mengubah nama seluruh gerbang Niniwe.
Selain itu, Dalley yakin taman gantung itu kemungkinan sebenarnya telah digambarkan dalam relief istana Sennacherib di Niniveh. Pada relif itu digambarkan istana raja Sennacherib ditumbuhi pohon-pohon yang tertata rapi.
Penelitian yang telah dilakukan bertahun-tahun itu bertujuan menemukan bukti kebun dan sistem saluran air serta kanal itu dibangun oleh Raja Sennacherib di Niniveh, bukan oleh Raja Nebukadnezar di Babylonia.
"Untuk pertama kalinya, penelitian dapat menunjukkan bahwa Taman gantung itu benar-benar ada," kata Dalley. (eh)
Setelah dua dekade meneliti, Dr Stephanie Dalley dari Somerville College yang merupakan bagian dari Oxford University, mengklaim berhasil menguak misteri taman yang digambarkan megah dan indah itu.
Melalui risetnya, Dalley membuktikan bahwa taman megah itu memang ada sekaligus membantah bahwa taman gantung itu dibuat oleh Raja Nebukadnezar, sebagaimana yang diyakini selama ini.
Dilansir Pasthorizonspr, Selasa 26 November 2013, Dalley mengatakan taman itu telah dibuat pada awal abad ketujuh sebelum Masehi di kawasan Niniwe, Irak, sekitar 300 mil dari Babylonia pada saat itu.
Taman itu dibangun oleh orang Suria (Asyiria) di Mesopotamia Utara, yang kini merupakan wilayah Irak. Pembangunan taman itu merupakan perintah dari Raja Suria saat itu, Sennacherib.
Dalley mendeskripsikan, taman gantung itu merupakan taman istana yang tiada bandingannya dan sangat dikagumi banyak orang.
"Ada keajaiban pada bangunan tingkatan sekrup air yang dibuat dengan menggunakan metode pengecoran perunggu," kata Dalley.
Sebuah penggalian di dekat wilayah Nineveh baru-baru ini menemukan saluran air dengan jejak tulisan yang menunjukkan kemasyhuran taman itu.
"Saya Raja Sennacherib, raja dunia, mengalirkan air ke lingkungan Niniveh," demikian pernyataan yang tertulis pada salah satu prasasti.
Dalley berpendapat, pemandangan Babylon dan Niniwe mendukung kesimpulannya bahwa dengan karakter wilayah sekitar Babylonia yang datar, mustahil untuk menyalurkan air ke taman gantung sebagaimana yang digambarkan dalam sumber klasik.
Dalley berpendapat lain, terkait sumber klasik yang menyebutkan taman gantung dibangun oleh Raja Nebukadnezar.
Berdasarkan kajiannya, setelah orang Suria menaklukkan Babylonia pada 689 SM, ibukota Suria, Niniveh, dilihat orang saat itu sebagai Babylonia baru. Pemahaman ini ditakutkan menimbulkan kebingungan.
Sementara pada riset sebelumnya disebutkan setelah raja Sennacherib menaklukkan Babylonia, ia kemudian mengubah nama seluruh gerbang Niniwe.
Selain itu, Dalley yakin taman gantung itu kemungkinan sebenarnya telah digambarkan dalam relief istana Sennacherib di Niniveh. Pada relif itu digambarkan istana raja Sennacherib ditumbuhi pohon-pohon yang tertata rapi.
Penelitian yang telah dilakukan bertahun-tahun itu bertujuan menemukan bukti kebun dan sistem saluran air serta kanal itu dibangun oleh Raja Sennacherib di Niniveh, bukan oleh Raja Nebukadnezar di Babylonia.
"Untuk pertama kalinya, penelitian dapat menunjukkan bahwa Taman gantung itu benar-benar ada," kata Dalley. (eh)
0 comments:
Post a Comment