Namun, bukannya melakukan penjajakan pasangan hidup, gadis 18 tahun asal Rusia itu dilaporkan melelang keperawanannya di internet. Laku kurang dari US$ 30 ribu atau sekitar Rp 340 juta. Tak sampai miliaran.
Ia mengiklankan dirinya di dunia maya, untuk dilelang, Shatuniha menggambarkan kondisinya sebagai "baru -- bukan bekas pakai".
Shatuniha mengajak pembeli kegadisannya untuk melakukan pertemuan di sebuah hotel di Kota Krasnoyarsk, ia berharap dibayar di muka sebelum melakukan hubungan seksual dengan pria yang mampu menawar di atas harga minimal yang ia patok.
Apa alasannya menjual diri? "Aku sangat membutuhkan uang. Jadi, aku menjual milikku yang paling berharga," kata dia dalam sebuah situs lelang yang dikabarkan The Siberian Times dan dilansir Daily Mail, 1 November 2013.
"Aku siap bertemu dengan si pembeli, besok sekalipun," kata Shatuniha. Ia juga bersedia diperiksa, apakah masih perawan atau tidak.
"Aku bisa saja datang ke hotel di Predmostnaya Square membawa dokumen yang menkonfirmasi keperawananku, bersama orang yang akan membayarku secara tunai, melakukannya, dan ia boleh pergi. Tapi, aku tidak mau dibodohi."
Polisi Angkat Tangan
Meski tak lazim, polisi tak bisa berbuat apa-apa. Penyelidikan tak mungkin dilakukan karena baik Shatuniha maupun si pembeli tidak melanggar hukum.
Apa yang dilakukan Shatuniha juga tak masuk deskripsi 'prostitusi' dalam UU. Polisi juga "tak merasa berhak memberikan penilaian moral atas tindakannya."
Ada dugaan, Shatuniha pernah menawarkan keperawanannya di situs lain, April 2013 lalu.
Di situs itu, ia mengatakan, "Aku berusia 17 tahun, sebentar lagi berusia 18 tahun. Aku dalam kondisi terdesak sehingga harus menjual keperawananku."
"Aku ingin menjual keperawananku dengan harga sangat tinggi untuk mereka yang bisa menghargainya," kata dia. "Aku tak punya kebiasaan buruk, wajahku menarik. Aku tinggal di Krasnoyarsk namun siap pergi ke tempat lain." (Ein)
0 comments:
Post a Comment