Seperti dilansir dari Daily Mail yang dimuat Liputan6.com, Rabu (6/11/2013), keberadaan pria berusia 47 tahun itu ditemukan pertama kali oleh penduduk setempat saat sedang berbagi ruang dengan sesosok mayat.
Awalnya penduduk setempat melihat Fabio masuk ke dalam Pemakaman Brotas di Santa Isabel, Sao Paulo dan menghilang begitu saja. Lalu dilakukan pencarian, yang berujung pada penemuan Fabio sedang beristirahat dengan mayat di dalam liang lahat.
Fabio yang merupakan mantan pekerja kantoran dan terasing karena menjadi pecandu narkoba pun mengaku tinggal di liang lahat itu. Ia mengaku dirinya tinggal setiap hari di situ.
Sebuah ruang bawah tanah yang besar dengan enam ruang pemakaman, urai Fabio, dipilihnya untuk tidur. Sebab baru satu ruang yang dipakai, yaitu oleh temannya yang meninggal lebih dari 10 tahun lalu.
Meski betah tinggal di pemakaman, Fabio yang memiliki julukan 'Popo' mengaku ingin pindah. 'Saya ingin keluar dari sini hidup-hidup," ujar Fabio.
"Aku ingin memiliki sebuah rumah dan aku ingin kembali bekerja jika mendapatkan kesempatan. Ini akan menjadi hal yang mengerikan, untuk mati dan mati dengan orang mati," harap Fabio.
Pada siang hari, 'Popo' menghabiskan waktunya berkeliaran di jalan-jalan di kota. Ia mengatakan sangat kesepian di kuburan, karena tidak ada orang untuk diajak bicara. Dia juga mengaku belum pernah melihat roh dan tidak takut tidur dalam gelap bersama mayat.
"Aku tidak takut mati. Aku lebih takut hidup," curhatnya.
Fabio mengatakan dia sangat hapal pemakaman itu sebab sering menjelajahi sudut-sudut pemakaman itu. Ia juga mencoba mengenali nama-nama pada nisan di pemakaman itu. Dia telah melihat banyak pemakaman yang membuatnya semakin tertekan.
"Saya tidak ingin melihat mereka (nisan). Saya lebih suka untuk mengingat orang-orang seperti mereka, cerah dan bahagia," katanya.
Fabio mengaku sempat menjadi pegawai perusahaan pengiriman. Tapi ia kehilangan pekerjaan ketika perusahaan itu bangkrut.
"Aku mulai menggunakan obat-obatan dan diusir keluar dari rumah. Setelah itu aku mulai berkeliaran di jalanan dan berakhir di sini, di pemakaman," kenang Popo.
"Malam itu hujan lebat. Aku ingat sedikit tentang bagaimana aku sampai di sini, tapi ketika aku bangun, aku berada di sebuah makam. Aku ingat bahwa aku meminta izin untuk memasuki pemakaman. Namun itu tetap salah," aku Popo. (Tnt/Yus)
0 comments:
Post a Comment