CERITA mistis terutama santet di Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) menguat seiring makin benderangnya suatu
kasus. Dalam penggeledahan salah satu rumah mantan Ketua Umum Demokrat,
Anas Urbaningrum di Jalan Teluk Langsa, Duren Sawit, Jakarta Timur
misalnya, seorang pria mengenakan blangkon meniup terompet dari tanduk
atau disebut sofar.
Bukannya berperan menjadi
‘prajurit’ yang meniup terompet sebagai tanda dimulainya perang, tapi
pria yang tidak mau menyebutkan namanya itu mengatakan tindakannya untuk
membantu KPK mencegah santet.
Penggeledahan
rumah berornamen Jawa tersebut memang berlangsung suram, diiringi hujan
rintik-rintik. Menjelang maghrib, muncul sesosok pria yang tak dikenali
datang secara tiba-tiba di depan rumah Anas. Tidak ada yang menyangka
ketika pria dengan belangkon coklat, memakai baju kemeja coklat
bergaris, dan celana panjang berwarna krem tersebut tiba-tiba memainkan
alat tiup yang disebutnya sofar.
Suara yang
keluar dari tanduk itu menyerupai bunyi terompet perang seperti di
film-film kolosal. Spontan, belasan pekerja media terkejut dan beberapa
di antaranya merinding namun tak ada yang mendekati pria itu.
Lelaki
berusia 30-40 tahun yang mengenakan kacamata itu membunyikan terompet
tersebut sebanyak 4 sampai 5 kali tiupan. Setelah itu, dia menyusuri
jalan di samping rumah Anas
Setelah itu, pria
menjauhi rumah Anas. Tak jauh dari rumah berwarna dominan cokelat itu,
pria itu kembali meniupkan terompet bernama sofat itu sambil menghadap
rumah Anas.
Pekerja media langsung mengejarnya
dan hendak mewawancari tujuan pria tersebut. Akan tetapi tak banyak
kata yang keluar dari pria berlogat Jawa itu."Untuk perlindungan KPK,"
ujar pria itu sambil menjauhi rumah Anas.
Setelah
selesai melakukan ritualnya, terompet melengkung berwarna coklat itu
dimasukkan ke dalam sebuah sarung berwarna hitam. Tidak diketahui dari
mana asal pria tersebut.
Percaya tak percaya,
aura mistis juga melingkupi setiap langkah KPK. Menurut berbagai cerita,
banyak keluarga koruptor yang mencoba menggunakan kekuatan gaib untuk
membantu agar terbebas dari belenggu korupsi.
Seorang
pejabat di KPK menuturkan pengalaman mistis itu. Ia mengaku pernah
dilaporkan petugas yang menemukan bungkusan putih di sudut ruangan di
KPK. Setelah dibuka, bungkusan putih itu berisi kulit kambing dengan
rajah atau tulisan huruf arab.
"Tapi kejadian
seperti itu bukan yang pertama," kata pejabat itu. Sebelumnya kata dia,
bungkusan putih berisi benda aneh juga pernah ditemukan petugas sekitar
pukul 05.00 pagi di pojok gedung.
Pengalaman
aneh juga pernah dialami penghuni suatu lantai di Gedung KPK. Saat itu,
masih periode pimpinan KPK jilid 2. Tiba-tiba, semua penghuni di lantai
itu mendadak sakit. Tidak jelas penyebabnya. Namun malam harinya,
petugas keamanan memang melihat ada sinar yang mengelilingi atap gedung.
Yang
tak kalah mengherankan, seorang tersangka di KPK pernah menghubungi
seorang dukun. Wanita tersangka itu meminta kepada dukun untuk
mengirimkan santet kepada pimpinan KPK. Tanpa disadari, percakapan
politisi cantik itu tersadap KPK. Beruntung, tak ada kejadian yang aneh
menimpa pimpinan KPK.
Di beberapa kesempatan,
Ketua KPK, Abraham Samad mengaku tak khawatir dengan isu santet maupun
jawara di balik para kasus korupsi yang tengah ditangani KPK. Abraham
menegaskan, KPK yakin kebenaran selalu mendapat perlindungan dari Tuhan.
"Masak kita takut sama itu. Kita takut sama Allah," kata Abraham beberapa waktu lalu.
Sekelumit
cerita ini merupakan suatu pengalaman, dimana perlawanan terhadap
pemberantasan korupsi ini tak selamanya datang menyerang fisik, ide,
maupun kewenangan. Lebih dari itu, ancaman metafisik itu nyata terjadi
di KPK.
Untuk kasus Anas dalam korupsi Hambalang, apakah terompet itu bak bunyi Sangkakala Malaikat Israfil yang menandakan ‘kiamat’?ins
0 comments:
Post a Comment