Di depan maket Stadion Senayan Bung Karno menunjuk-nunjukkan
tongkatnya ke maket rencana Stadion “Ini…ini akan jadi Stadion terbesar
di dunia, ini adalah awal bangsa kita menjadi bintang pedoman
bangsa-bangsa di dunia, semua olahraga dari negara-negara di dunia ini,
berlomba disini. Kita tunjukkan pada dunia, Indonesia bangsa yang besar,
yang mampu maju ke muka memimpin pembebasan bangsa-bangsa di dunia
menuju dunia barunya”.
Lalu Sukarno memanggil pematung Sunarso dan berkata : “Coba dari
arah lurus ini, kamu buat Patung Selamat Datang, disinilah patung yang
akan jadi gerbang bangsa kita, awal dari mula sejarah berpikir kita.
Djakarta akan jadi kota dunia, ini impianku, dari Stadion Senayan ini
akan dilingkari pusat-pusat kebudayaan, kita akan melahirkan bukan saja
atlet-atlet handal tapi pelukis-pelukis jempolan, penari-penari kelas
dunia, dan penyanyi-penyanyi yang lagunya bisa membangkitkan suara surga
dari tanah Nusantara. Cobalah Sunarso aku ingin lihat karyamu,
patung-patungmu akan memberi jiwa bagi bangkitnya bangsa kita ke muka
dunia Internasional. Monumenmu yang kau bangun adalah kehormatan”.
Kemudian Bung Karno diperlihatkan maket jalan Semanggi :
“Semanggi ini perlambang bunga yang imbang, dari susunan daunnya dan
batangnya. Ini seperti bangsa kita yang menyukai keindahan, dan taukah
kamu…eh Bandrio, eh Jenderal Suprayogi, eh Sutami….keindahan itu adalah
keseimbangan” kata Bung Karno dengan mata penuh kemenangan.
Utusan Jepang untuk persiapan Asian Games 1962 berdecak kagum
pada bangsa Indonesia. “Ini bangsa gila, bisa menyiapkan seluruh soal
dalam hitungan bulan, dengan membangun Stadion raksasa sekaligus
pemindahan penduduk tanpa ribut-ribut. Kepemimpinannya luar biasa”
Bung Karno dengan akal cerdasnya tidak membangun Stadion dengan
hutang atau pake dana APBN dimanipulasi proyeknya seperti yang terjadi
sekarang. Tapi ia memboyong semua menterinya ke Tokyo. Sukarno tinggal
di Tokyo 18 hari, dia juga sering selain 18 hari ke Tokyo. Disana
Sukarno melobi seluruh pejabat-pejabat Jepang. Bahkan Mochtar Lubis
dalam sebuah sindirannya berkata : “Gila, Ibukota RI pindah ke Tokyo”.
Ini benar juga soalnya Robert Kennedy yang sedang melobi Sukarno harus
ke Tokyo bukan ke Jakarta, semua pekerjaan dilaporkan para menteri ke
Tokyo.
Dari Tokyo ini Sukarno mendapat pampasan perang Jepang. Beda
dengan lobi gaya Sjahrir yang membuat Indonesia harus membayar kepada
Belanda, lobi kepada Jepang justru membuat Jepang harus membayar
pampasan perang kepada Indonesia, itulah hebatnya Sukarno. Dengan
pampasan peran itu Sukarno membangun Stadion paling hebat sedunia,
Sukarno membangun Jembatan Ampera, Sukarno membangun banyak hotel agar
Djakarta dipersiapkan jadi kota Internasional. Sukarno membangun
jalan-jalan raya seperti Semanggi yang sampai sekarang masih dibanggakan
bangsa Indonesia. Itulah warisan Sukarno pada kita.
Coba anda lihat sekarang, betapa menjijikkannya keadaan. SBY
seakan bermain-main dengan logika sehat rakyat. Kasus Nazaruddin, kasus
tak tau malu Angelina, Anas dan Andi Mallarangeng. Acara Sea Games yang
berantakan karena dana proyek belum turun, maling tanpa moralitas.
Inilah serusak-rusaknya jaman. Pemimpinnya tak bisa apa-apa, anak
mudanya belajar maling.
Bung Karno bangsa ini merindukan mimpimu…………….
(Anton DH Nugrahanto, 2011)
Tuesday, October 29, 2013
Bung Karno yang Hebat
1:50 PM
PT Equityworld Futures Surabaya
No comments
0 comments:
Post a Comment