Penampilannya juga tidak ada yang istimewa. Tetapi, tidak seperti ke-banyakan anak muda lainnya, lakilaki kelahiran London 1 November 1995 ini telah menjadi seorang miliarder, bukan dari pemberian orang tua, menang undian atau lotre, melainkan hasil kerja cerdas nan inovatif yang diawali oleh kegemarannya mengutak-atik komputer.
Diperkirakan ia memperoleh 30 juta dolar AS atau setara dengan 290 miliar rupiah dari Yahoo! Plus kepemilikan saham perusahaan sebagai imbalan atas penjualan Summly, sebuah aplikasi dengan algoritma kompleks yang mampu meringkas berita panjang dalam jaringan internet (daring) menjadi tiga paragraf pendek sehingga mudah dibaca di layar smartphone. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mencari topik utama sebuah artikel berita lebih cepat dan mudah.
Aplikasi ini juga memudahkan pengguna untuk membaca artikel berita dengan hasil ringkasan teks yang lebih pendek daripada teks asli, tanpa harus membaca keseluruhan artikel berita. (halaman 30) Ide pembuatan Summly berawal dari rasa frustrasinya saat mengerjakan tugas mata pelajaran Sejarah pada April 2011. Nick kerepotan dengan bertumpuknya artikel tak relevan saat mencari bahan di internet. Maka ia pun mulai memikirkan membuat sebuah aplikasi untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.
Aplikasi ini pertamakali dibuat di meja belajar dalam kamarnya saat ia masih berusia 15 tahun dan diluncurkan dengan nama Trimit pada 2011. Sedangkan Summly, pengembangan dari Trimit, diluncurkan setahun kemudian, tepatnya pada November 2012. Kisah sukses Nick yang sukses dan kaya di usia muda tidaklah terjadi dalam sekejap mata, namun melalui proses panjang dalam rentang waktu yang cukup lama. Ketertarikan Nick pada teknologi menjadi modal utamanya.
Pada usia sembilan tahun, Lou Montilla, sang ayah, memberikannya komputer sehingga Nick mampu mempelajari iMovie, Final Cut Pro, dan sebagainya untuk membuat video yang bagus dan melakukan ihwal kreatif lainnya. Sedangkan ibunya, Diana D’Aloisio, sering menemaninya dalam perjalanan bisnis ke sejumlah negara. Keberadaan seorang investor Hong Kong bernama Li Kashing juga memiliki andil besar bagi Nick menuju kesuksesan.
Ketertarikan sang taipan terhadap Trimit membuatnya rela menggelontorkan dana investasi sebesar 250.000 dolar Amerika meski pada awalnya ia terkejut setelah mengetahui Nick baru berusia 15 tahun. Dana tersebut memudahkan Nick untuk memulai pengembangan aplikasi yang ia angankan. Menurut Jon Mertz, ada empat faktor yang membawa Nick menuju sukses. Pertama, memiliki impian sejak dini. Kedua, pecahkan masalah yang dihadapi.
Prinsip ini juga merupakan prinsip abadi dalam inovasi. Ketiga, timing yang tepat. Keempat, mampu bekerja lintas generasi, bahkan teritorial negara. Sisi lain yang menentukan kesuksesanNickadalahia pandai berbicara dan sangat percaya diri bahwa ia akan sukses. Kepercayaan diri dan tiadanya rasa takut yang dimiliki Nick serta anakanak muda lainnya dari “generasi milenium” mengejutkan editor majalah The Economist,Matthew Bishop, sehingga ia menyebutnya sebagai pertanda datangnya fajar zaman keemasan inovasi.
Sosok Nick semakin mengukuhkan teori bahwa orangorang sukses di jagat teknologi memulai usaha sejak berumur 20-an tahun. Sebut saja misalnya mendiang Steve Jobs yang identik dengan Apple, sudah bekerja pada usia 19 tahun. Pendiri Microsoft, Bill Gates, merintis sejak usia 20 tahun, dan Mark Elliot Zuckerburg pada usia yang sama menciptakan Facebook. Semua memiliki enam ciri yang sama yaitu memiliki keyakinan yang teguh, gairah yang tinggi, keberanian, inovasi, visi ke depan, serta tindakan yang segera.
Lalu, apakah seorang yang biasa-biasa saja mampu meraih kesuksesan sebagaimana Nick D’Aloisio dan kawankawan ? Para ahli psikologi menyatakan, bisa dengan syarat membekali diri dengan kesadaran akan realitas, ide-ide yang membangkitkan kesuksesan, dan belajar secara aktif. Tiga konsep tersebut telah terbukti keabsahannya melalui kehidupan orangorang sukses yang telah bertransformasi dari orang biasa menjadi luar biasa.
(halaman 147) Meski ketebalannya hanya 168 Halaman, kehadiran buku berjudul lengkap Miliarder Baru di Usia 17 Tahun ini berhasil menghadirkan figur orang sukses pada usia yang masih muda bernama Nick D’Aloisio. Di dalamnya juga akan kita temukan sosok-sosok entrepreneurmuda kelas dunia lainnya yang telah menjadisumberinspirasibanyak orang.
Selain itu, karya Hermawan Aksan ini juga bukan sekadar mendongengkan kisah sukses seorang Nick, melainkan juga faktor-faktor dan prinsipprinsip umum yang memungkinkan kesuksesan itu datang. Dengan begitu, pembaca diharapkan mampu menyusuri jalan kesuksesan sebagaimana yang dilalui Nick meski dalam bidang yang berbeda.
*Noval Maliki
Direktur Demi Buku Institute,
Tinggal di Yogyakarta
0 comments:
Post a Comment