PADANG – Pemerintah seharusnya bisa memanfaatkan pergelaran Miss World
2013 untuk memperkenalkan Indonesia sebagai tujuan wisata dunia.
Apalagi, ajang internasional tersebut disiarkan sekitar 160 negara.
Sayangnya
bukannya memaksimalkan promosi pariwisata, pemerintah malah sibuk
berpikir soal lokasi acara. Pandangan ini disampaikan mantan Menteri
Koordinator Politik dan Keamanan Wiranto merespons keputusan pemerintah
merevisi izin keamanan terhadap penyelenggaraan ajang Miss World, dan
hanya mengizinkan pelaksanaan rangkaian kontes tersebut di Pulau Bali,
termasuk malam final yang awalnya direncanakan digelar di Bogor, Jawa
Barat.
“Mengapa pemerintah melarang acara puncaknya di Bogor.
Apa bedanya Bali dengan provinsi lain? Pemerintah seharusnya bisa
menjamin keamanan di mana pun. Kalau begitu jangan salahkan kalau dunia
hanya mengenal Bali sebagai tujuan wisata di Indonesia,” ujar Wiranto
seusai membuka pembekalan calon legislatif Hanura di Padang kemarin.
Menurut Wiranto, menjadi tuan rumah acara bertaraf internasional seperti
Miss World tersebut tidak mudah. Indonesia semestinya bangga karena
banyak negara yang memperebutkan acara tersebut agar bisa terselenggara
di negara mereka, tetapi tidak berhasil.
“Kita harusnya bangga,
dipercaya dunia internasional dan kita bisa ambil kesempatan ini untuk
mendongkrak devisa kita melalui promosi pariwisata,” kata Wiranto. Dia
kemudian mengajak masyarakat menilai secara utuh bagaimana acara Miss
World berlangsung, mulai pembukaan yang berlangsung kemarin hingga acara
penutupan pada final nanti. Dengan demikian, masyarakat tidak akan
terjebak persepsi salah yang dihembuskan oleh sejumlah kalangan.
“Tidak
ada yang melanggar etika dan menyalahi undang-undang pornografi seperti
yang disebut-sebut sejumlahormas. Jadimari samasama kita menjaga
kondusivitas dan ketertiban dalam negeri,” kata mantan panglima TNI yang
maju sebagai kandidat presiden ini. Sebelumnya dalam keterangan
persnya, CEOMNCGrupHary Tanoesoedibjo (HT) mengaku masih akan melakukan
komunikasi dengan pemerintah pusat terkait direvisinya izin pelaksanaan
Miss World di Bogor dan Jakarta.
Pasalnya, mencari tempat baru
untuk final kompetisi internasional itu di Bali pada 28 September 2013
sulit karena berdekatan dengan KTT APEC awal Oktober 2013. Apalagi,
pihak panitia sudah menyiapkan Miss Worldselama tiga tahun. HT juga
memastikan acara tersebut tidak akan menampilkan hal-hal di luar norma
dan budaya Indonesia. “Miss World harus mengikuti aturan, adat, dan
budaya Indonesia. Tidak boleh ada buka-bukaan seperti menggunakan
bikini,” kata HT. Sejak awal digelar, ajang Miss World memang menjadi
ajang promosi budaya Indonesia.
Bahkan, ChairwomanMissWorld
Organization Julia Morley mengatakan ada misi dunia yang juga diusung
Miss World, yakni memajukan negara-negara pesertanya. Salah satunya dari
sisi pariwisata. Senada dengan Morley, Gubernur Bali I Made Mangku
Pastika memandang perhelatan Miss World merupakan media promosi yang
efektif untuk lebih mengenalkan pariwisata dan budaya Indonesia kepada
masyarakat dunia. “Bayangkan jika acara ini disiarkan ke 160 negara,
berarti ditonton dua miliar orang di dunia. Jadi, kita tidak perlu
promosi ke manamana,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua LSM Bali
Sruti Dr Luh Riniti Rahayu mengajak masyarakat harus berpikir holistis
terhadap kontes ratu kecantikan “Miss World”, sehingga tidak dianggap
sebagai ajang eksploitasi kaum perempuan. “Miss World adalah ajang
pemilihan perempuan yang unggul pada berbagai bidang dan tidak hanya
dari kecantikan fisik,” kata ketua LSM yang fokus membidangi persoalan
perempuan itu di Denpasar kemarin.
Dukung Pelestarian Penyu
Dari
Bali, seusai pembukaan Miss World 2013 di Mangupura Ballroom, Bali
International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, para kontestan
memulai hari dengan melepas tukik di Pantai Ikan, Westin Resort, Nusa
Dua. Ratusan tukik yang dilepas para kontestan Miss World 2013berasal
dari telur-telur penyu yang bersarang di sepanjang Pantai Kuta. MNC
Group menggandeng komunitas Bali Sea Turtle Society (BSTS) dalam program
tersebut.
Chairman BSTS I Wayan Wiradnyana menyebutkan, selama
beberapa tahun terakhir banyak penyu yang bertelur di kawasan Pantai
Kuta. “Kami mengumpulkan telurtelur dari sarang penyu yang kami temukan
di sepanjang Pantai Kuta,” ujar Wayan, yang menyebutkan tukik yang
dilepas para kontestan ke lautan adalah jenis penyu lekang (Lepidochelys
olivacea) yang kembali bertelur di sepanjang Pantai Kuta setelah 25
tahun absen. Wayan menambahkan, sejak 2002, BSTS telah mengumpulkan
lebih dari 20.000 telur.
“Kami kemudian membawa telur-telur
tersebut ke penangkaran, dan 80% dari telur tersebut berhasil kami
tetaskan dan lalu kami lepaskan kembali ke laut,” paparnya. Kepada para
kontestan, Wayan mengajarkan untuk melepaskan tukik tersebut sejauh dua
meter dari garis laut. Hal ini agar penyu bisa lebih dulu mengenal bau
pasir dan kemudian kembali ke pantai untuk bertelur. Para wanita ayu
dari seluruh dunia terlihat begitu antusias dan bersemangat melepas bayi
penyu tersebut.
Miss Canada Camille Munro berharap dengan apa
yang mereka lakukan, populasi penyu bisa tetap terjaga. Senada dengan
Camille, peserta asal Haiti, Ketsia Lioudy Iciena, mengatakan senang
bisa ikut berpartisipasi dalam menjaga kelestarian alam. “Saya senang
bisa melepas penyu. Katanya mereka akan kembali 10 tahun lagi, saya
tidak tahu apakah bisa bertemu lagi dengannya,” kata Ketsia. Program
pelepasan penyu di kawasan Nusa Dua tidak hanya terjadi di Westin
Resort. Beberapa waktu lalu, saat di Nusa Dua Beach Hotel dan Spa,
kontestan juga melepaskan ratusan tukik ke laut.
Manajemen hotel
mengatakan sudah beberapa tahun di kawasan Nusa Dua ditemukan beberapa
sarang tempat penyu bertelur. Pihak hotel juga menggandeng Bali Sea
Turtle Society untuk membantu mereka melindungi sarang dari gangguan
agar telurtelur tersebut bisa menetas sempurna. Kepedulian para
kontestan Miss World terhadap usaha pelestarian penyu di Bali sangat
beralasan. Pasalnya, Bali di tahun 1970-an pernah dikenal sebagai daerah
pengonsumsi penyu terbesar di Indonesia.
Akibatnya jumlah
populasi penyu di Bali turun drastis. Kembalinya penyu ke pantaipantai
di Bali untuk bertelur tentu menjadi kabar gembira. Hal tersebut berkat
usaha keras pemerintah, LSM, juga masyarakat yang terus berusaha
menghilangkan citra negatif tersebut dengan menggalakkan usaha
pelestarian penyu. Mulai tahun 2000, operasi penegakan hukum terhadap
perdagangan/pemanfaatan penyu di Bali terus dilakukan BKSDA Bali
bekerjasama dengan Polair Polda Bali berhasil menyita 1.100 ekor penyu
dan 450 butir telur penyu lekang, penyu hijau, serta beberapa ekor penyu
sisik.
Selain menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, para
peserta Miss World 2013 juga memperlihatkan kekaguman mereka akan budaya
Indonesia. Mereka terlihat begitu antusias saat disuguhi tarian khas
Bali dalam acara makan malam di Bali Nirwana Resort, Tanah Lot, begitu
juga ketika belajar menarikan tari Kipas Cendana yang merupakan
kombinasi beberapa budaya Nusantara, seperti Jawa, Sunda, dan Bali. Miss
Nepal Ishani Shresta mengatakan, dirinya berada di sebuah ajang yang
sangat spesial.
“Saya datang ke satu negara, tapi saya belajar
tentang banyak budaya,” katanya. Gadis yang baru saja ditunjuk sebagai
duta muda untuk konservasi dari World Wildlife Fund (WWF) di Nepal ini,
juga mengungkapkan dirinya begitu takjub akan kekayaan budaya yang
dimiliki Indonesia. “Saya sudah mendengar tentang kekayaan budaya
Indonesia, tapi saya tidak menyangka sudah begitu banyak yang saya lihat
selama satu minggu, padahal itu hanya di Bali,” paparnya.
Dalam
kesempatan yang sama, kontestan asal Belanda Jacqueline Steenbeek
mengatakan bahagia akhirnya berkesempatan datang ke Indonesia. “Belanda
dan Indonesia punya sejarah yang panjang, ini kesempatan saya untuk
belajar banyak tentang budaya Indonesia,” tutur gadis berambut ikal
tersebut. Selain itu, Jacqueline juga mengatakan bahwa Miss World
memiliki filosofi yang sama dengan Indonesia. ● lesthia kertopati/ant
Tuesday, September 10, 2013
Kontestan Miss World Lepas Anak Penyu di Pantai Kuta
2:58 PM
PT Equityworld Futures Surabaya
No comments
0 comments:
Post a Comment