Pada 82 tahun yang lalu, Pasukan Kekaisaran Jepang menduduki China.
Pendudukan ini berlangsung hingga berakhirnya Perang Dunia Kedua pada
Agustus 1945 dan hingga kini menjadi masalah bagi hubungan China dengan
Jepang.
Invasi ke China ini dimulai dengan masuknya pasukan
Jepang ke wilayah Manchuria. Di sana, mereka mendirikan negara boneka
bernama Manchukuo enam bulan kemudian.
Pengerahan pasukan Jepang
secara massal itu berlangsung sehari setelah "Insiden Mukden." Menurut
sejarawan Peter Duus dan John Hall dalam buku "The Cambridge History of Japan: The Twentieth Century,"
insiden itu adalah hasil manipulasi militer Jepang dengan membuat
skenario peledakkan rel kereta api milik perusahaan Jepang di dekat Kota
Mukden, yang kini bernama Shenyang.
Sabotase kecil-kecilan itu
menjadi alasan bagi Jepang untuk menuding kaum pejuang nasionalis China
sebagai pihak yang bertanggungjawab. Insiden ini pula yang membuat
Jepang memutuskan mengirim bala tentara ke Tiongkok.
Manipulasi
Jepang itu terpapar ke masyarakat internasional, yang mengucilkan negara
itu secara diplomatik. Jepang pun keluar dari Liga Bangsa-Bangsa pada
Maret 1933.
Namun, pengucilan itu tidak membuat Jepang lemah.
Pasukan Kekaisaran makin memperkuat kehadiran mereka di China dan
menginvansi kota-kota lain secara brutal setelah tidak mampu diimbangi
oleh para pejuang setempat.
Salah satu kekejaman militer Jepang
yang masih diingat China adalah pembantaian di Kota Nanking (Nanjing)
pada 13 Desember 1937. Dalam buku "The Rape of Nanking,"
pasukan penjajah tidak hanya menguasai kota, mereka juga membunuh
ratusan ribu warga sipil dan tentara China. Penjarahan dan perkosaan
secara massal berlangsung di kota itu.
Thursday, September 19, 2013
19-9-1931: Jepang Jajah China
8:27 AM
PT Equityworld Futures Surabaya
No comments
0 comments:
Post a Comment