"Kami memang kehabisan stok meterai Rp6.000 sejak dua hari lalu. Dari seminggu yang lalu, persediaannya pun sangat minim. Akibatnya, kami tidak bisa mengirimnya ke kantor pos cabang," ujar Bendahara Kantor Pos Besar Pahoman Suarjono kepada Wartawan membenarkan.
Kosongnya stok meterai ini, menurut Suarjono, karena pasokannya dari Ditjen Pajak Jakarta terhenti. Seharusnya beberapa hari lalu Ditjen Pajak memasok meterai di Kantor Pos Besar Pahoman.
"Kami biasanya membeli secara online. Jangankan menerima kiriman, penawaran dari Ditjen Pajak yang menyatakan persediaan meterai pun hingga kini belum masuk," ujarnya.
Padahal, ujar dia, setiap harinya Kantor Pos Besar Pahoman membutuhkan hingga 15 ribu keping. Alhasil, petugas pun kelimpungan saat menghadapi permintaan meterai masyarakat.
"Kalau kebutuhan sebulan, biasanya kita mengeluarkan permintaan meterai lebih dari 500 ribu lembar. Sekarang pasokan malah benar-benar terhenti," ujarnya.
Lebih parah lagi, sambung Suarjono, kelangkaan distribusi meterai tidak hanya terjadi pada meterai Rp6.000. Untuk materai Rp3.000 bahkan sudah kosong sejak satu bulan lalu.
"materai Rp3.000 benar-benar menghilang. Kemungkinan untuk meterai Rp3.000 ada kebijakan penggantian desain. Tapi, kalau meterai Rp6.000 sama sekali tidak ada penjelasan," ujarnya.
Solusinya, PT Pos Indonesia Tanjungkarang terus melobi pusat untuk segera mengirimkan kebutuhan materai. "Dari komunikasi yang dilakukan, diupayakan penawaran akan masuk dua hingga tiga hari ke depan," ujarnya.
Terhadap kelangkaan ini, pihaknya mengimbau agar masyarakat dapat berhati-hati dalam mendapatkan materai. Ditakutkan, materai yang beredar sekarang ini adalah materai palsu. "Beredarnya materai palsu memang rentan terjadi. Terlebih sekarang ini sedang masa ramainya pendaftaran CPNSD yang memerlukan materai Rp6.000," ujarnya.
Kondisi serupa terjadi di Kantor Pos Tanggamus. Bahkan sejumlah toko yang sebelumnya menjual materai juga mengalami kehabisan stok karena sejak Rabu (11/9/13) tokonya banyak didatangi para pelamar CPNSD yang membeli meterai.
Komaruszaman, pemilik toko di Pasar Kecamatan Gisting, mengatakan, sejak Rabu (11/9/13) stok materai di tokonya telah habis karena pembeli begitu banyak. Sementara persediaan materai yang dimiliki sangat terbatas.
"Berdasarkan keterangan para pembeli yang mayoritas pelamar CPNSD, mereka terpaksa mencari jualan materai ke sana-sini karena stok materai di kantor pos sejak beberapa hari terakhir telah habis," kata Komaruszaman menirukan penjelasan para pelamar CPNSD.
Nah, karena di kantor pos seperti di Kantor Pos Gisting dan Kantor Pos Talangpadang, Tanggamus, materai tidak ada, para pelamar itu terpaksa bertanya ke berbagai toko untuk mendapatkan materai. "Untuk di toko saya, materai sejak Rabu (11/9/13) telah habis," ucapnya.
Rohmawati, salah seorang pelamar CPNSD, ketika temui di Pasar Gisting juga mengeluhkan kelangkaan materai. Menurutnya, ia telah mendatangi kantor pos untuk membeli materai, namun menurut pihak pos stok materai habis.
Sedangkan di Kabupaten Tulangbawang juga terkendala dengan materai Rp6.000. Namun, dibandingkan Bandarlampung dan Tanggamus, kantor-kantor pos setempat masih memiliki stok.
Kepala Kantor Pos Banjaragung Yahmi mengaku, sejak dua hari ini kantor posnya selalu kehabisan materai. Namun, hal itu tidak terlalu berpengaruh karena keesokan harinya kembali ada materai yang disuplai dari Kantor Pos Kotabumi, Lampung Utara. "Di Unit II ini, materai dalam 2 hari terakhir habis sekitar pukul 11.00–12.00 WIB, sehingga pada sore harinya tidak ada lagi stok," katanya.(lim)
0 comments:
Post a Comment