Wednesday, October 16, 2013

Semangat Hidup dari Luar Angkasa


Luar angkasa jelas tak bisa ditinggali. Ia nyaris hampa udara. Konsentrasi oksigen sangat sedikit. Gravitasi pun nihil. Namun, di sanalah Dr Ryan Stone (Sandra Bullock) dan astronot kawakan Matthew Kowalsky (George Clooney) harus terkatung-katung tak tentu nasib.

Padahal, itu merupakan misi luar angkasa pertama bagi Stone. Ia harus mengerjakan perbaikan rutin untuk sebuah satelit Amerika. Awalnya pekerjaan itu tak masalah. Suasana santai. Kowalsky bahkan bisa asyik mendengarkan musik sambil mengocehkan cerita-cerita lucu.
Sayang, itu hanya bertahan beberapa menit. Kondisi darurat diumumkan. Sebuah satelit meledak dan puingnya menyebabkan efek pecah beruntun. Ia bakal menghantam posisi Stone dan Kowalsky dalam waktu tak kurang dari dua menit. Suasana berubah panik.
Misi perbaikan dibatalkan. Mereka hanya punya satu misi pribadi: menyelamatkan diri. Sayang, sekeras apapun berusaha, mereka terlambat. Stone dan Kowalsky tinggal berdua saja di luar angkasa. Kendaraan mereka kembali ke bumi tak bisa digunakan. Komunikasi pun terputus.
Parahnya lagi, oksigen dan bahan bakar jet menipis. Keduanya harus bertahan dalam kondisi itu. Juga harus berupaya maksimal untuk bisa pulang, menyentuh bumi dan memandang matahari dari bawah. Mampukah mereka melewatinya?
Yang jelas, Stone mendapat banyak hal dari pengalaman pertamanya itu. Ia belajar soal semangat hidup. Tentang kekuatan hati untuk tak menyerah, separah apapun rintangan yang harus dihadapinya. Juga keyakinan untuk mengandalkan diri sendiri, saat tak ada satupun yang bisa membantu.
“Aku pasti bisa melakukannya. Ini saatnya untuk pulang,” kebulatan tekad itu yang menjadi prinsipnya.
Secara keseluruhan, ide film Gravity sangat sederhana. Hanya mengisahkan perjuangan manusia untuk kembali pulang. Namun, ia dikemas dengan sangat menarik. Penonton seakan diajak merasa nyaris putus asa lewat masalah demi masalah yang berdatangan.
Peran Sandra Bullock sangat menentukan kesuksesan film ini. Ia benar-benar berakting seorang diri. Meski begitu, ia tetap bisa membawa suasana ketegangan luar angkasa ke hadapan penonton. Transformasi keteguhan hati Bullock bisa ditampilkan dengan baik. Dari teknisi introvert, ia menjelma jadi astronot yang penuh optimisme.
Tak heran, aktingnya banyak dipuji kritikus film Hollywood. George Clooney, meski tak tampil banyak, tetap bisa memberi warna tersendiri dalam film ini. Optimismenya bahkan menjadi inspirasi untuk keseluruhan film. Pengambilan gambar dan efek visual Gravity pun bisa dibilang menakjubkan. Lebih lagi jika disaksikan melalui 3D.
Yang perlu disayangkan hanya awal film yang sedikit terlalu lambat. Penonton langsung disuguhi kesunyian luar angkasa, hanya ada lantunan musik dan ocehan Kowalsky. Stone sendiri terlalu serius mengerjakan tugasnya. Ketegangan baru terasa saat ribuan puing menyerang mereka.
Bagaimanapun juga, Gravity disebut-sebut sebagai film luar angkasa terbaik. Penjualannya di seluruh dunia bahkan sudah mencapai US$200 juta. Ia juga menjadi jawara dalam Box Office. Film ini sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop Indonesia.

0 comments:

Post a Comment

 
equityworld futures pusat