Equityworld Futures : Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
bersubsidi cukup menjadi sentimen yang mengangkat nilai tukar rupiah
dalam sepekan terakhir. Meski demikian, ekspektasi suku bunga AS
membatasinya.
Merujuk kurs referensi Jakarta Interbank
Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), dalam
sepekan terakhir, rupiah menguat 45 poin (0,36%) ke posisi 12.161 per 21
November 2014 dibandingkan akhir pekan sebelumnya 12.206 per 14
November 2014.
Laju rupiah mampu bergerak di teritori
positif di awal pekan seiring positifnya pergerakan sejumlah mata uang
Asia Pasifik. Nilai tukar Yuan sempat menguat menyusul resminya bursa
saham Hong Kong dan Shanghai terkoneksi dalam lalu lintas perdagangan
yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan Yuan.
Di sisi lain, rendahnya pertumbuhan GDP
Jepang telah membuat laju Yen meningkat dan berimbas pada laju mata uang
Asia lainnya. Kurs Rupiah langsung melanjutkan pergerakan positifnya
seiring dengan respons terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi yang
dinilai dengan kenaikan tersebut dapat membuat beban APBN lebih ringan
sehingga bagus untuk perkembangan fiskal ke depannya.
Pelemahan pada Yen seiring rencana PM
Jepang, Shinzo Abe, yang lebih fokus pada pemilihan dan menunda kenaikan
pajak penjualan, tidak banyak berimbas pada rupiah. Lagipula, kondisi
tersebut dapat diimbangi dengan masih terapresiasinya nila tukar euro
terhadap dolar AS. Dari dalam negeri pelaku pasar merespons positif
kenaikan BI rate sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM bersubsidi
yang berpotensi berimbas pada inflasi.
Dengan alasan untuk meredam inflasi dan
mengurangi ketidakmenariknya rupiah pascakenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) bersubsidi yang dinilai dapat mengurangi daya beli
masyarakat, tampaknya pelaku pasar cukup dapat menerima kenaikan BI rate
tersebut yang terlihat dari terapresiasinya Rupiah. Tidak lama, laju
rupiah berbalik negatif yang terimbas pelemahan Yen. Di sisi lain,
ekspektasi akan kenaikan suku bunga The Fed membuat dolar AS bergerak
menguat dan memanfaatkan pelemahan Yen.
0 comments:
Post a Comment