Monday, October 21, 2013

Indahnya Kebersamaan di Puncak Gunung Talamau

Suasana pelepasan di depan sekretariat Paitua-MTU
Suasana pelepasan di depan sekretariat Paitua-MTU
Matahari semakin meninggi di atas langit kota Padang, memantulkan sinar yang berkilau ketika menabrak kaca jendela gedung Fakultas Teknik Unand. Semilir angin yang berdesir sedikit menyejukkan suasana di kampus yang berjuluk “Kampus Power Ranger” tersebut. Di bawahnya saya dan rekan-rekan yang lain berdiri rapi tepat di depan sebuah sekretariat berdinding papan untuk mengikuti upacara pelepasan. Ya, hari ini kami berencana melakukan pendakian ke Gunung Talamau yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat, Sumbar. Dalam pendakian ini total kami berjumlah 10 orang yaitu Taing, Dayat, Sapek, Ilham, Acil, Mamat, Anai, Ari, Ricky dan aku sendiri. Empat nama terakir merupakan anggota biasa Paitua-MTU, sebuah organisasi kepecintaalaman yang berbasis di fakultas Teknik Universitas Andalas. Setelah upacara pelepasan kami melanjutkan perjalanan menuju kampus UNP di Air Tawar dengan menyewa angkot untuk berganti armada. Tak perlu waktu lama bagi kami untuk mendapatkan bus, begitu turun dari angkot seorang kondektur bus menawarkan jasanya. Ongkos yang harus kami bayar sebesar Rp 30 ribu per orang. Akhirnya sekitar pukul 11.30 WIB bus melaju menuju Pasaman di bawah terik matahari siang ini.
Setibanya di Pasaman Barat tepatnya di Nagari (baca: desa) Pinaga hari sudah sore, sekitar pukul 16.30 WIB. Setelah bersosialisasi dengan penduduk setempat kami melanjutkan perjalanan menuju lahan pertanian penduduk di kaki Gunung Talamau dengan berjalan kaki. Di sana terdapat sebuah pondok dan sesuai rencana malam ini kami akan menginap.
Sempat tersesat karena kondisi jalan yang telah berubah sejak terakhir kami ke sana, akhirnya tiba juga kami di pondok yang tepat berada di tengah-tengah ladang tersebut. Di sekelilingnya tumbuh berbagai jenis tanaman palawija. Dingin malam seolah tak terasa karena hawa panas selama perjalanan masih terasa rupanya. Sementara bulan menampakkan bentuknya dengan panacaran sinar putih meski tak purnama. Setelah makan malam kami tak lantas tidur, santai sejenak memandangi panorama malam di bawah bias cahaya bulan. Lumayan syahdu ternyata bercengkrama dengan teman-teman di momen seperti ini.
Minggu, 25 Agustus 2013.
Pagi yang sejuk, aku terjaga mendengar percakapan Anasrul dan Acil. Rupanya mereka berdua akan menuju sungai untuk mengambil air, sementara yang lain masih terlelap dalam tidurnya. Ketika bangun pandanganku dihadapkan pada hijaunya hamparan ladang nan luas, semakin indah kala sinaran mentari memantulkan cahaya berkilau ketika menerpa dedaunan tersebut. Berbagai macam tanaman pangan tumbuh subur di sini seperti kacang tanah, jagung dan cokelat. Dari pondok kayu 2 lantai ini lumayan banyak pemandangan yang bisa disaksikan, lumayan sejuk di mata sebagai ‘pemanasan’ sebelum tiba di puncak nantinya. Aku segera mengambil kompor dan tabung gas untuk masak. Sementara matahari telah menyingsing di ufuk timur, perlahan.
Pukul 09.30 WIB kami telah berkumpul di bawah pondok dengan carrier tersandang di pundak. Setelah berdo’a kami segera melanjutkan perjalanan ini. Trek awal masih melintasi lahan pertanian penduduk, semakin mendekati pintu rimba banyak area hutan yang telah berubah menjadi ladang. Cuaca cerah membuat kami cepat mengeluarkan keringat dan beberapa kali meneguk air minum. Begitu memasuki pintu rimba suasana asri mulai terasa. Panas matahari yang tepat di atas kepala tak begitu terasa karena terhalang rindang pepohonan.
Tepat tengah hari kami telah tiba di Pos Rindu Alam (1100 mdpl). Di tempat ini kami istirahat, sholat dan makan snack. Tak lupa tentunya menu minuman hangat. Sumber air berada di sebelah kanan sekitar 20 m dengan menuruni jalan yang curam berupa sungai kecil dengan bebatuannya. Area di tempat ini lumayan luas untuk pos peristirahatan, dimana bisa menampung 7 tenda isi 6. Sebelum pos Rindu Alam ini, bisa dikatakan masih trek ‘pemanasan’ karena relatif masih landai.
Istirahat sekitar satu setengah jam lumayan membuat stamina kembali bugar sebelum kami melanjutkan perjalanan kembali. Setelah tempat ini jalurnya mulai didominasi tanjakan yang semakin ke atas semakin curam saja. Suhu pun semakin dingin karena semakin mendekati puncak. Sepanjang trek pendakian banyak dijumpai penunjuk arah jalan berupa sepotong seng bertuliskan organisasi pembuatnya. Juga tali rafia yang terikat di ranting-ranting pohon kecil. Sangat membantu pendakian tentunya, apalagi jalan menuju puncak juga telah setapak. Pepohonan besar juga semakin sering ditemui, lumayan mengademkan suasana pendakian di bawah teriknya matahari.
Hari semakin sore, sinar mentari semakin redup menemani perjalanan kami. Sementara kondisi fisik juga semakin lelah, karena trek yang kami lalui nyaris tanpa ‘bonus’. Sayup-sayup terdengar suara gemericik air, semakin dekat gemericiknya semakin keras terdengar. Yup, air terjun! Ternyata di sebelah kiri jalan merupakan lembah yang terdapat sebuah sungai kecil yang menghasilkan air terjun di sepanjang alirannya. Ini pertanda bahwa camp selanjutnya sudah dekat. Dari atas terdengar teriakan rekan-rekan yang telah lebih dulu tiba, aku lantas mempercepat langkah.
Setibanya di Pos Bumi Sarasah (1860 mdpl), kudapati teman-teman yang lebih dulu tiba sedang mendirikan tenda. Aku dan Acil lantas mengambil tempat air minum dan menuju ke sungai. Sumber air di camp ini terletak di sebelah kiri jalan, menuruni trek curam sekitar 20 m. Sumber air berupa sungai kecil berbatu mirip seperti di Pos Rindu Alam, bedanya air di sini lebih dingin. Di tempat ini terdapat sebuah gubuk yang telah roboh tapi masih bisa difungsikan, sedangkan untuk tempat camp hanya bisa muat untuk 3 tenda besar.
Pos Bumi Sarasah
Pos Bumi Sarasah
Aku mendongak ke atas, langit sore ini masih menyisakan birunya. Hmm, semoga cuaca tetap cerah selama pendakian ini, batinku. Setelah tenda berdiri dan semuanya sudah fix kami berkumpul bersama di depan tenda. Menikmati obrolan sore di bawah langit cerah dengan suhu yang dingin. Suasana semakin klop karena ada minuman penghangat ditambah cemilan pengganjal perut menjelang makan malam. Sampai di camp ini perjalanan sudah melebihi setengah, esok hari perjalanan tak akan seberat hari ini. Oh ya, tempat ini dinamakan Bumi Sarasah karena banyak terdapat air terjun (dalam bahasa Minang, sarasah = air terjun) di sepanjang sungai yang menjadi sumber air.
Meski langit cerah malam ini dan bintang-bintang sedang ‘tebar pesona’, kami memilih untuk beristirahat lebih cepat. Perjalanan tadi siang lumayan melelahkan. Setelah semua perlengkapan tersusun rapi kami segera masuk tenda untuk tidur, mengumpulkan kembali tenaga untuk besok.
Senin, 26 Agustus 2013.
Begitu keluar dari tenda aku merasakan kesejukan, pagi ini cuaca cerah. Cahaya mentari pagi yang menembus celah pepohonan hangat memelukku, sinarnya yang teduh perlahan menghapus sisa embun di dedaunan. Seolah ingin menyapa kami, bercengkrama dalam keharmonisan alam. Kuhirup udara pagi ini, kesejukan langsung terasa begitu oksigen memenuhi ruang paru-paruku dan kuhembuskan kembali lewat mulut dalam bentuk karbondioksida. Suhu yang dingin membuat hembusan nafasku seolah seperti gumpalan asap. Tempat ini memang dingin tapi sinaran mentari cukup mengimbangi dan membuat suhu tubuh tetap stabil.
Seperti biasa pagi ini suasana di tempat camp lumayan pikuk. Tanpa dikomandoi kami mengerjakan tugas masing-masing. Ada yang mengambil air di sungai, memasak hingga packing. Sembari menunggu menu sarapan masak, kami mengobrol santai diiringi candaan yang hangat. Memang suasan seperti ini hanya bisa didapatkan di lapangan, selain memupuk kebersamaan juga belajar mengisi kekurangan masing-masing. Karena ketika di lapangan lah sifat kita yang sebenarnya muncul. Di situ kita dituntut untuk sabar dan saling pengertian serta tidak mementingkan diri sendiri. Jadi ke lapangan bukan semata tanpa tujuan, lebih dari itu kita juga ingin mengenal alam lebih dekat, bercengkrama, menikmati setiap langkah tanpa beban. Selain itu juga menghilangkan penat untuk sesaat dari rutinitas.
Tepat pukul 09.30 WIB kami berangkat dari Pos Bumi Sarasah. Tanpa basa-basi trek curam langsung kami lahap yang membuat nafas tersengal, beruntung setelahnya terdapat bonus. Jalur yang kami lalui cukup jelas dan masih banyak terdapat tanda. Semakin ke atas pepohonan besar semakin berkurang berganti dengan semak dan ransam. Hingga akhirnya tiba di Pos Paninjauan (2500 mdpl) pohon-pohon besar sudah tidak ada lagi. Menjelang tiba di Pos Paninjauan mulai banyak dijumpai bebatuan di sepanjang jalan, juga ada jalan ‘lubang tikus’.
Sumber air di Pos Paninjauan ini tepat berada di sisi jalan yang berupa cerukan di mana di atasnya terdapat aliran sungai kecil. Sedangkan sinyal sellular juga tertangkap dengan baik, terutama Telk****l. Ketika sedang beristirahat di tempat ini kami berpapasan dengan pendaki lain yang akan turun berjumlah 9 orang, 4 Diantaranya anggota KOMMA FP-UA (Mapala Fak. Pertanian Unand).
Setelah Pos Paninjauan trek masih mendaki di mana di kiri-kanan jalan tumbuhan ransam mendominasi. Di sebelah kanan jalan terdapat sebuah sungai dengan bebatuannya yang berlumut. Kemudian trek mendatar dan menyebrangi sebuah sungai kecil yang menjadi pertanda bahwa kami telah sampai di daerah Padang Sarinjano. Nah di kawasan ini kontur tanahnya relatif datar dan puncak bisa dilihat dari sini. Sebelum tiba di tempat camp, kami melewati 3 buah telaga di mana yang paling besar dan paling dekat dengan tempat camp bernama Telaga Puti Sangko Bulan. Akhirnya kami tiba di Camp Rajawali Putih (2880 mdpl). Sebenarnya di sekitar Telaga Puti Sangko Bulan terdapat 2 tempat camp, yang pertama sekitar 10 m dari telaga dengan kondisi tanah yang sangat lembab, yang kedua agak jauh dari Telaga dan relatif lebih kering. Kami memilih yang terakhir.
Telaga Puti Sangko Bulan dengan latar puncak Gunung Talamau
Telaga Puti Sangko Bulan dengan latar puncak Gunung Talamau
Tempat camp di Rajawali Putih ini tidak terlalu luas hanya bisa menampung sekitar 4 tenda kecil. Cuaca cerah seharian sempat diselingi hujan saat sore namun hanya sebentar. Tak lama berselang di langit tampak Fenomena Halo, yaitu fenomena munculnya pelangi yang tampak mengelilingi matahari.
Tak terasa senja mulai menjelang. Aku segera ke telaga untuk mengambil air wudhu’ bersama Mamat. Dingin langsung merayap di sekujur tubuh begitu tanganku menyentuh permukaan telaga. Usai Sholat Maghrib kami masak bersama di luar tenda ditemani kepulan hangat secangkir kopi yang membuat suasana semakin ‘syahdu’. Langit malam ini sebenarnya cerah hanya saja awan sering ‘lalu-lalang’ yang menghalangi bintang-bintang di atas sana.
Selasa, 27 Agustus 2013.
Pagi ini kami bisa sedikit bersantai, tidak masak seperti biasanya. Hanya menyeruput secangkir Cappuccino hangat sebagai pasokan energi menuju puncak. Ya, waktu tempuh dari Camp Rajawali Putih ini menuju puncak hanya sekitar 30 menit. Dari camp ini sebenarnya puncak sudah tampak, jadi tinggal ‘selangkah’ lagi kami bisa menjajaki tanah tertinggi bumi Pasaman.
Jalan menuju puncak lumayan penuh dengan semak ransam. Jadi disarankan memakai baju dan celana panjang agar terhindar dari tajamnya ransam yang menjuntai ke jalan. Cuaca hari ini cerah, sama seperti hari sebelumnya. Hanya saja karena ini daerah puncak awan sering berseliweran yang membuat pandangan ke view di bawah sana kadang terhambat. Kami mendaki dengan santai sambil sesekali menoleh ke belakang, melihat tempat camp yang semakin jauh di bawah sana.
Finally, Top! Kulirik arloji di tangan kiriku, waktu menunjukkan pukul 08.40 WIB. Masih cukup pagi, masih banyak waktu yang bisa kami habiskan di puncak ini. Sebelum mencapai puncak di sepanjang jalan banyak sekali kami jumpai batu-batu berukuran besar. Kami mengucap syukur atas semua ini, bisa mencapai puncak dan melihat dari atas dengan tatapan yang lebih luas Maha karya Tuhan yang luar biasa ini. Sungguh pengalaman yang tentunya akan berkesan dan tak akan terlupakan. Menatap Pasaman di tanah tertinggi, duduk di atas bebatuan dengan semilir angin yang sepoi. Sangat menyejukkan pikiran dan juga hati.
Dari sini tampak hijau merona di pandangan mata. Pemukiman dan ladang penduduk hanya seperti petak-petak permainan ular tangga, terpisahkan oleh garis tak beraturan. Dari kejauhan tampak Puncak Tri Arga (Marapi, Singgalang & Tandikek) menjulang dengan kokohnya. Sebenarnya ada total 13 telaga yang pernah terlihat di Gunung Talamau ini, hanya saja kami cuma bisa melihat 7 saja. Di puncak ini juga terdapat sebuah kubah yang ditopang dengan tongkat besi setinggi kira-kira 4 meter. Kawasan puncak ini cukup luas tapi konturnya tidak datar karena bebatuan besar yang terhampar di mana-mana, sementara tumbuhan yang mendominasi yaitu pepohonan kecil khas puncak dengan daunnya yang berwarna hijau dan merah. Setelah puas berada di puncak dan mengabadikan momen-momen berharga ini kami turun ke camp.
Hujan rintik sempat turun sebentar ketika kami telah tiba di Camp Rajawali Putih. Usai makan siang dan packing kami segera turun menuju Bumi Sarasah untuk camp di sana semalam lagi. Menjelang tiba di Bumi Sarasah hujan menemani perjalanan kami, kali ini deras. Sekitar pukul 16.00 WIB kami tiba dan hujan masih berlanjut ketika kami mendirikan tenda.
Rabu, 27 Agustus 2013.
Seperti biasa pukul 09.30 WIB kami memulai perjalanan turun dan telah tiba di Pos Rindu Alam pukul 11.00 WIB dan beristirahat sejenak. Di sini kami bertemu 3 pendaki yang akan ‘nanjak’, mereka adalah warga Nagari Pinaga. Satu diantaranya merupakn junior kami di Fakultas Teknik. Waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB begitu kami tiba di pondok tempat kami menginap beberap hari yang lalu. Kami putuskan untuk stay semalam lagi karena akan susah mendapatkan bus ke Padang ketika sore.
Kamis, 28 Agustus 2013.
Pagi ini adalah hari ke-6 kami berada di bumi Pasaman, sesuai rencana hari ini kami akan pulang menuju Padang. Tampak Ricky sedang menyiapkan sarapan bubur kacang hijau, sementara yang lain menuju ke sungai untuk mandi, ada juga yang tetap di pondok menikmati pagi sambil ngopi. Cuaca sepertinya akan cerah karena matahari telah muncul sedari tadi, memberikan kehangatan pada makhluk di bumi ini.
Setelah selesai packing dan meminta izin kepada sang empunya pondok kami segera melanjutkan perjalanan. Melewati ladang-ladang penduduk untuk kemudian sampai di Nagari Pinaga dan mencari transportasi menuju Padang. Sungguh petualangan yang menyenangkan mendaki bersama rekan-rekan terhebat, mendaki gunung tertinggi di Sumatera Barat. Jauhnya trek seolah tak terasa karena kebersamaan yang kami bangun, belum lagi alam yang asri selama pendakian dan panorama yang menakjubkan ketika di puncak. Letih yang kami dapatkan pun terbayar oleh semuanya itu. Untuk yang sudah pernah ke Gunung Talamau pasti tahu tentang keindahan itu, bagi yang belum patut dicoba untuk mendaki gunung yang satu ini.
Salam Lestari!!!

Supernova 1006 Bukti Perseteruan Kerajaan Sriwijaya dan Mataram Kuno

Sebuah bintang membuat gebrakan pada debutnya sekitar tanggal 1 Mei 1006, di bagian selatan konstelasi Wolf (Lupus). Tercatat menerangi langit malam di atas wilayah yang sekarang dikenal sebagai Cina, Mesir, Irak, Italia, Jepang, dan Swiss. Manusia yang hidup pada saat itupun terpesona dan mencatat peristiwa tersebut! Beberapa catatan masih ada dan dapat dibaca saat ini. Ini adalah peristiwa Supernova yang paling terang yang pernah dilihat manusia dalam sejarah yang tercatat.


Quote:
Puing-puing sisa supernova SN1006 yang terlihat saat ini
Biarawan biara Benediktin di Swiss mengagumi kecerahan bintang itu, dan mengomentari variabilitas cahayanya, "kadang-kadang melemah, kadang-kadang terang sekali, dan kadang-kadang padam" - mungkin karena kondisi atmosfer disana, dan karena bintang itu terlihat cukup rendah di cakrawala selatan.

Petroglip supernova 1006?
Astronom Cina dari era yang sama menggambarkan bagaimana cahaya supernova itu cukup untuk menerangi obyek-obyek di lapangan.

Dan pada tahun 2006, dua astronom amerika berspekulasi bahwa petroglyph (batu ukiran) yang dibuat oleh suku asli amerika yang ditemukan di Arizona, menunjukkan peristiwa supernova tahun 1006 itu.

Ukiran tersebut menunjukkan obyek yang menyerupai bintang melayang di atas simbol kalajengking. meskipun beberapa archaeoastronomers terkemuka sangat skeptis terhadap klaim ini.


Seorang dokter Mesir/Arab dan astronom Ali bin Ridwan di tahun 1006 juga mencatat bahwa "langit bersinar" oleh cahaya dari sebuah bintang, menambahkan, "Intensitas cahayanya sedikit lebih dari seperempat cahaya bulan." Dia juga membandingkan kecerahan bintang ini adalah tiga kali lebih besar dari Venus.

Bintang itu saat ini dikenal sebagai sisa supernova SN 1006, awan puing kini tampak meluas sekitar 60 tahun cahaya dan dipahami mewakili sisa-sisa dari bintang kerdil putih. Merupakan bagian dari sistem bintang biner, dimana bintang kerdil putih padat secara perlahan-lahan mengambil materi dari bintang pendampingnya. Penumpukan massa akhirnya memicu ledakan termonuklir yang menghancurkan bintang kerdil.

Karena jarak ke sisa supernova adalah sekitar 7,000 tahun cahaya, ledakan tersebut sebenarnya terjadi 7,000 tahun sebelum cahaya-nya mencapai Bumi pada tahun 1006. Sentakan gelombang pada sisa-sisa mempercepat partikel ke energi ekstrim dan diperkirakan menjadi sumber dari sinar kosmik misterius.

Para astronom saat ini mengetahui bahwa pada puncaknya, yaitu pada musim semi tahun 1006, orang mungkin bisa membaca naskah di tengah malam dengan cahayanya."

Kalau bangsa-bangsa lain di dunia mengetahui dan melihat peristiwa supernova ini di langit malam mereka, bagaimana dengan bangsa kita?

Menariknya pada abad 10 dan awal abad 11, sejarah bangsa indonesia yang diketahui saat ini adalah diwarnai oleh perseteruan dua kerajaan besar, yaitu Sriwijaya (sumatera) dan kerajaan Medang (jawa) atau yang lebih dikenal dengan kerajaan Mataram Kuno/Hindu.

Lebih menarik lagi, dalam perseteruan ini, di tahun 1006 ada istilah MahaPralaya atau Pralaya yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan para ahli sejarah bangsa ini. Maha Pralaya ini mengacu pada kehancuran atau keruntuhan kerajaan Medang atau Mataram Kuno.

Pendapat Pertama
Van Bemmelen -geolog legendaris- menyebutkan bahwa letusan katastrofik gunung api hanya bisa terjadi jika terdapat dua faktor pendukung dalam gunung tersebut: magma yang sangat asam dan histori letusan katastrofik. Keasaman magma berbanding lurus dengan kekentalannya, dan kekentalan magma berbanding lurus dengan kemampuannya menyekap gas vulkanik. Sehingga makin asam magma, makin kuat kemampuannya menahan gas. Ini kondisi mengerikan, karena ketika batas ketahanan magma terlampaui, gas vulkanik yang tertekan hebat akan langsung dikeluarkan dengan energi yang sangat tinggi. Secara kasat mata magma sangat asam ini bisa kita lihat sebagai batu apung (pumice). Sebuah gunung berapi juga hanya akan berpotensi meletus katastrofik jika histori letusannya menunjukkan adanya peristiwa serupa di masa purba.

Menurut van Bammelen sebagian puncak Merapi pernah hancur. Kemudian lapisan tanah begeser ke arah barat daya sehingga terjadi lipatan, yang antara lain, membentuk Gunung Gendol dan lempengan Pegunungan Menoreh.


Sebagian sejarawan ada yang sependapat dengan teori van Bammelen bahwa Mahapralaya mengacu pada Kehancuran kerajaan Medang di Jawa Tengah akibat bencana alam, yaitu meletusnya Gunung Merapi secara dahsyat. Letusan gunung ini membawa malapetaka yang mematikan: gempa bumi, banjir lahar, hujan abu, dan batu-batuan yang mengerikan menimpa serta mengubur apa pun yang berada di sekitarnya, termasuk wilayah Bhumi Mataram yag berada disekitar gunung merapi (sampai saat ini belum diketahui secara pasti lokasi istana kerajaan Medang di Jawa Tengah).

Istana Medang yang diperkirakan saat itu berada di Bhumi Mataram (bumi mataram adalah nama dari daerah yogyakarta dan sekitarnya) hancur. Banyak candi-candi yang rusak (termasuk Borobudur dan prambanan) atau bahkan tertimbun debu dan pasir seperti candi sambisari dll. Tidak diketahui dengan pasti apakah Dyah Wawa (raja saat itu) tewas dalam bencana alam tersebut ataukah sudah meninggal sebelum peristiwa itu terjadi, karena raja Medang selanjutnya yang bernama Mpu Sindok, bertakhta di Jawa Timur.

Jika bencana alam yang menghancurkan kerajaan Medang di jawa tengah ini terjadi sekitar bulan Mei 1006 atau bulan-bulan sesudahnya, tentu sangatlah mengerikan suasana malam-malam pada saat itu, dimana letusan merapi yang dahsyat bergabung dengan cerahnya sebuah bintang akibat ledakan sebuah bintang 7000 tahun sebelumnya.

Pendapat Kedua
Sebagian sejarawan indonesia ada yang berpendapat bahwa menurut prasasti pucangan, Mahapralaya tahun 1006 itu mengacu pada runtuhnya kerajaan Medang di Jawa Timur yang saat itu diperintah oleh Tguh Dharmawangsa (cucu Mpu Sindok). Dharmawangsa yang saat itu sedang melangsungkan pernikahan putrinya dengan, diserbu oleh haji (gelar raja bawahan) Wurawari dari Lwaram yang diperkirakan sebagai sekutu Kerajaan Sriwijaya. Dalam peristiwa tersebut, Dharmawangsa tewas.


Tiga tahun kemudian, seorang pangeran berdarah campuran Jawa–Bali yang lolos dari Mahapralaya tampil membangun kerajaan baru sebagai kelanjutan Kerajaan Medang. Pangeran itu bernama Airlangga yang mengaku bahwa ibunya adalah keturunan Mpu Sindok. Kerajaan yang ia dirikan kemudian lazim disebut dengan nama Kerajaan Kahuripan.


Jika penyerbuan haji wura-wari saat Raja Dharmawangsa menikahkan putrinya terjadi pada bulan Mei atau bulan-bulan sesudahnya, dapat dibayangkan bahwa pertempuran yang antara pasukan yang setia pada raja dan pasukan pemberontak itu terjadi dibawah sinar cemerlang hasil ledakan bintang yang meledak 7000 tahun sebelumnya. Memang dalam banyak kisah dan kepercayaan, sebuah ledakan bintang itu menandai keruntuhan atau kebangkitan sebuah dinasti atau orang besar.

Pertanyaan yang menarik adalah, sempatkah bangsa kita dahulu mencatat peristiwa ini? Mungkinkah ada prasasti yang menunggu untuk ditemukan yang mencatat cahaya bintang cemerlang di langit malam tahun 1006 Masehi tersebut? Memang problem terbesar bagi kita untuk meneliti sejarah bangsa kita adalah kurangnya catatan-catatan yang kita peroleh dari nenek moyang kita dahulu, tidak seperti bangsa China yang sampai saat ini catatan-catatan nenek moyang mereka masih banyak yang tersimpan dengan baik hingga masa sebelum masehi. Bukan berarti nenek moyang kita malas mencatat, tapi lebih karena daerah kita yang rawan terhadap bencana alam seperti letusan gunung berapi dan gempa bumi. Bencana-bencana inilah yang mungkin memusnahkan sebagian catatan-catatan nenek moyang kita, terutama yang dicatat pada daun lontar dan kayu. Hanya yang tercatat pada batulah yang kemungkinan besar masih dapat kita temukan ...

Sumber belogsingkat
 
Equity World 

Kucing Jadi Kurir Ganja di Penjara Moldova

Foto ilustrasi
Seekor kucing digunakan oleh para narapidana di Moldova untuk menyelundupkan ganja ke sel mereka. Ini bukan kali pertama binatang ini diperalat sebagai alat pengiriman oleh napi di Eropa.

Diberitakan Daily Mail, Minggu 20 Oktober 2013, kucing ini tertangkap basah hendak masuk ke penjara Penitenciarului Nr 9. Di tubuhnya terikat dua kantung ganja.

Sekarang, polisi tengah mencari siapa pelatih kucing tersebut. Diduga, pemiliknya berasal dari desa Pruncul, dekat penjara. Disinyalir ini bukan kali pertama kucing tersebut mengirimkan narkoba ke bui.

Pasalnya, sipir sering melihat kucing ini mondar-mandir masuk ke pencara melalui lubang di pagar. Aksi ini terbongkar setelah sipir melihat kalung mencurigakan. Setelah ditangkap, barulah ketahuan bahwa kucing itu digunakan sebagai kurir.

Sebelumnya, cara ini juga digunakan beberapa napi di Rusia. Juni lalu, seekor kucing tertangkap tangan membawa ponsel beserta chargernya ke dalam penjara kota Skyktyvkar.

Agustus silam, napi di penjara wilayah Rostov juga menggunakan kucing untuk memasukkan heroin ke dalam sel.
Lain lagi di Brasil. Pada penjara negara ini, kucing di kota Arapiraca digunakan untuk mengantarkan gergaji dan bor yang diikatkan di tubuhnya. Alat-alat ini akan digunakan untuk kabur jika saja tidak tertangkap basah.

21-10-1805: Tragedi Pertempuran Trafalgar

Lukisan gugurnya Laksamana Nelson karya Daniel Maclise
Pada 208 tahun yang lalu, Inggris berhasil mengalahkan armada gabungan Spanyol dan Prancis melalui pertempuran di laut, yang terkenal dengan nama Perang Trafalgar. Kendati menang perang, Angkatan Laut Kerajaan Inggris harus merelakan gugurnya panglima yang terkenal, Laksamana Horatio Nelson.  

Menurut stasiun televisi The History Channel, Pertempuran Trafalgar menjadi salah satu babak penting dalam Perang Napoleon selama 1803-1815. Saat itu Inggris berperang melawan Kekaisaran Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte, yang saat itu menguasai sebagian Daratan Eropa. Kekalahan di Trafalgar membuat Napoleon gagal menginvasi Inggris dan menjadi titik balik atas sepak terjang bala tentara Prancis. 

Sebaliknya, ini merupakan kemenangan prestisius bagi bala tentara pimpinan Nelson. Pasalnya, Inggris saat itu hanya berkekuatan 27 kapal dalam menghadapi armada gabungan Prancis dan Spanyol sebanyak 31 kapal pimpinan Laksamana Pierre-Charles Villeneuve.

Berlangsung di bagian barat Tanjung Trafalgar, yang terletak di barat daya pesisir Spanyol, armada gabungan itu kehilangan 22 kapal tanpa berhasil menenggelamkan satu pun kapal Inggris.

Namun, kemenangan Inggris itu dibayar mahal. Di tengah pertempuran, Laksamana Nelson menderita luka tembak saat memantau di kapal komando, HMS Victory. Dia meninggal beberapa jam kemudian dan jasadnya dibawa ke Inggris untuk dimakamkan. Sebagai penghormatan, Inggris mendirikan patung Laksamana Nelson di alun-alun jantung kota London, yang diberi nama Trafalgar Square. (eh)

Friday, October 18, 2013

Pagelaran Wayang 18 Oktober 2013 Di MAKODIM Lingkar Timur

Equity World Futures

Pagelaran Wayang 18 Oktober 2013 Di MAKODIM Lingkar Timur












Penemu


Penemu dinamo - Michael Faraday


thumbnail
Michael Faraday lahir tahun 1791 di Newington, Inggris , tercatat sebaga i penemu pertama Dinamo , i...

Penemu Mesin cetak - Johannes Gutenberg

thumbnail
Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg lahir di kota Mainz sekitar 1398, Jerman, tercatat seba...

Penemu Teleskop - Hans Lippershey

thumbnail
Hans Lippershey dikenal juga Johann Lippershey atau Lipperhey, adalah seorang pembuat lensa berda...

Penemu Sepeda - Karl Drais

thumbnail
Baron Karls Drais von Sauerbronn atau Karl Drais lahir pada tanggal 29 April 1785 di Karlsruhe, Je...

Penemu Bom Hidrogen - Edward Teller

thumbnail
Edward Teller lahir Teller Ede di Budapest, Austria-Hongaria, 15 Januari 1908, merupakan penemu Bom...

Penemu Kamera Digital - Steven J. Sasson

thumbnail
Steven J. Sasson lahir 4 Juli 1950 di Brooklyn, New York Amerika tercatat sebagai penemu kemera dig...

Penemu Bom Atom - Julius Robert Oppenheim

thumbnail
Julius Robert Oppenheim tercatat sebagai penemu Bom atom , dia merupakan ilmuwan dalam bidang fisika...

Penemu Elektron - J.J Thomson

thumbnail
Joseph John Thomson atau lebih dikenal sebagai J.J Thomson (1856-1940) seorang Fisikawan Inggris ...

Penemu dinamo - Michael Faraday

Michael faraday, Penemu, DinamoMichael Faraday lahir tahun 1791 di Newington, Inggris, tercatat sebagai penemu pertama Dinamo, i usia empat belas tahun dia magang jadi tukang jilid dan jual buku, dan kesempatan inilah yang digunakannya banyak baca buku seperti orang kesetanan. Tatkala umurnya menginjak dua puluh tahun, dia mengunjungi ceramah-ceramah yang diberikan oleh ilmuwan Inggris kenamaan Sir Humphry Davy. Faraday terpesona dan ternganga-nganga. Ditulisnya surat kepada Davy dan pendek ceritera untung baik diterima sebagai asistennya. Hanya dalam tempo beberapa tahun, Faraday sudah bisa membikin penemuan-penemuan baru atas hasil kreasinya sendiri. Meski dia tidak punya latar belakang yang memadai di bidang matematika, selaku ahli ilmu alam dia tak terlawankan.

Penemuan Faraday pertama yang penting di bidang listrik terjadi tahun 1821. Dua tahun sebelumnya Oersted telah menemukan bahwa jarum magnit kompas biasa dapat beringsut jika arus listrik dialirkan dalam kawat yang tidak berjauhan. Ini membikin Faraday berkesimpulan, jika magnit diketatkan, yang bergerak justru kawatnya. Bekerja atas dasar dugaan ini, dia berhasil membuat suatu skema yang jelas dimana kawat akan terus-menerus berputar berdekatan dengan magnit sepanjang arus listrik dialirkan ke kawat. Sesungguhnya dalam hal ini Faraday sudah menemukan motor listrik pertama, suatu skema pertama penggunaan arus listrik untuk membuat sesuatu benda bergerak. Betapapun primitifnya, penemuan Faraday ini merupakan “nenek moyang” dari semua motor listrik yang digunakan dunia sekarang ini.

Ini merupakan pembuka jalan yang luar biasa. Tetapi, faedah kegunaan praktisnya terbatas, sepanjang tidak ada metode untuk menggerakkan arus listrik selain dari baterei kimiawi sederhana pada saat itu. Faraday yakin, mesti ada suatu cara penggunaan magnit untuk menggerakkan listrik, dan dia terus-menerus mencari jalan bagaimana menemukan metode itu. Kini, magnit yang tak berpindah-pindah tidak mempengaruhi arus listrik yang berdekatan dengan kawat. Tetapi di tahun 1831, Faraday menemukan bahwa bilamana magnit dilalui lewat sepotong kawat, arus akan mengalir di kawat sedangkan magnit bergerak. Keadaan ini disebut “pengaruh elektro magnetik,” dan penemuan ini disebut “Hukum Faraday” dan pada umumnya dianggap penemuan Faraday yang terpenting dan terbesar.

Ini merupakan penemuan yang monumental, dengan dua alasan. Pertama, “Hukum Faraday” mempunyai arti penting yang mendasar dalam hubungan dengan pengertian teoritis kita tentang elektro magnetik. Kedua, elektro magnetik dapat digunakan untuk menggerakkan secara terus-menerus arus aliran listrik seperti diperagakan sendiri oleh Faraday lewat pembuatan dinamo listrik pertama. Meski generator tenaga pembangkit listrik kita untuk mensuplai kota dan pabrik dewasa ini jauh lebih sempurna ketimbang apa yang diperbuat Faraday, tetapi kesemuanya berdasar pada prinsip serupa dengan pengaruh elektro magnetik.

Faraday juga memberi sumbangan di bidang kimia. Dia membuat rencana mengubah gas jadi cairan, dia menemukan pelbagai jenis kimiawi termasuk benzene. Karya lebih penting lagi adalah usahanya di bidang elektro kimia (penyelidikan tentang akibat kimia terhadap arus listrik). Penyelidikan Faraday dengan ketelitian tinggi menghasilkan dua hukum “elektrolysis” yang penyebutannya dirangkaikan dengan namanya yang merupakan dasar dari elektro kimia. Dia juga mempopulerkan banyak sekali istilah yang digunakan dalam bidang itu seperti: anode, cathode, electrode dan ion.
 

Asal Usul API

Manusia adalah ciptaan Allah yang paling sepurna. Kita diberi akal dan fikiran. Karena itu kita punya rasa senang, sedih, punya cita-cita, dan juga punya rasa yang di terima oleh panca indera. Nah semula kita tidak berpakaian, tidak mempunyai rumah, tidur  di goa, di atas pohon ataupun tempat-tempat tertentu yang dianggap aman untuk tidur atau bernaung. Makanpun masih diperoleh dengan cara berburu dan pendek
kata, makanannya dimakan secara mentah. Dengan akal dan fikirannya mereka berusaha dan mengolah makanannya agar lebih enak tentunya. Ternyata secara tiba-tiba mendapatkan makanan yang terbakar
rasanya lebih enak. Nah akhirnya api digunakan sampai saat ini untuk memasak.
Nah sebenarnya dari mana api itu kita peroleh?  Kapan api itu digunakan ? untuk apa kita menggunaka api ? ini dia  asal usul api menurut  versi Islam.
Api yang ada di dunia ini brasal dari api Neraka Jahanam. Alkisah, Allah menyuruh malaikat untuk mngambil api dari neraka jahanam guna memasukkan api tersebut ke bumi untuk di gunakan oleh manusia. Saat malaikat itu sampai di neraka tersebut, langsung ia terkejut karena suasana di sana gelap gulita yang di sebabkan api dari neraka jahanam berwarna hitam pekat.
 Setelah bertemu penjaga neraka & menyampaikan perintah-Nya. Penjaga neraka bertanya kepada mlaikat itu.
Penjaga : Sebesar apa api neraka jahanam itu yg mau kau ambil ?

Malaikat : Sebesar biji kurma saja !

Mendengar hal itu Penjaga berkata : Asal kau tahu kalau kau membawa api sebesar biji kurma ke bumi, maka di bumi tidak kan ada khidupan bumi akan terbakar.

Malaikat : kalau begitu setengahnya saja !

Penjaga : kalau kau membwa api sebsar itu, maka d bumi akan gersang & tumbuh-tumbuhan kan mati, karena masih terlalu panas.

Malaikat kemudian berkata : kalau begitu terserah kau saja mau sebesar apa ?
Lalu sang penjaga neraka itu memberikan  api kepada malaikat suruhan itu, api sebesar semut yang sangat kecil. Itu pun tidak langsung di masukkan ke bumi tapi di dinginkan terlebih dahulu ke dalam 7 sumur slama 70 masa di akhirat ( 1 masa = 5 ribu tahun masa di bumi).
Warna api pun berangsur-angsur berubah, dari warna hitam menjadi  putih, putih menjadi biru  sampai akhirnya menjadi warna kuning merah sperti skarang.

Siksaan di neraka jahanam yang paling ringanpun yaitu kita disuruh memakai sendal yang apabila kita memakainya, otak di dalam kepala langsung meleleh.
Di sana kita tidak hidup & juga tidak mati.

Semoga dengan mengetahui betapa dasyatnya siksaan di neraka jahanam, kita dapat menjaga sikap kita menjadi lebih baik & Semoga kita tidak menjadi salah satu dari penghuni neraka manapun, apalagi di neraka jahanam.
Amin
 

Narsis Dulu

Sejarah Presiden Kennedy Dibunuh Karena Hutang Dengan Indonesia

equityworld :

Inilah perjanjian yang paling menggemparkan dunia. Inilah perjanjian yang menyebabkan terbunuhnya Presiden Amerika Serikat John Fitzgerald Kennedy (JFK) 22 November 1963. Inilah perjanjian yang kemudian menjadi pemicu dijatuhkannya Bung Karno dari kursi kepresidenan oleh jaringan CIA yang menggunakan ambisi Soeharto. Dan inilah perjanjian yang hingga kini tetap menjadi misteri terbesar dalam sejarah ummat manusia.

Perjanjian "The Green Hilton Memorial Agreement" di Geneva (Swiss) pada 14 November 1963

Dan, inilah perjanjian yang sering membuat sibuk setiap siapapun yang menjadi Presiden RI. Dan, inilah perjanjian yang membuat sebagian orang tergila-gila menebar uang untuk mendapatkan secuil dari harta ini yang kemudian dikenal sebagai "salah satu" harta Amanah Rakyat dan Bangsa Indonesia. Inilah perjanjian yang oleh masyarakat dunia sebagai Harta Abadi Ummat Manusia. Inilah kemudian yang menjadi sasaran kerja tim rahasia Soeharto menyiksa Soebandrio dkk agar buka mulut. Inilah perjanjian yang membuat Megawati ketika menjadi Presiden RI menagih janji ke Swiss tetapi tidak bisa juga. Padahal Megawati sudah menyampaikan bahwa ia adalah Presiden RI dan ia adalah Putri Bung Karno. Tetapi tetap tidak bisa. Inilah kemudian membuat SBY kemudian membentuk tim rahasia untuk melacak harta ini yang kemudian juga tetap mandul. Semua pihak repot dibuat oleh perjnajian ini.

Perjanjian itu bernama "Green Hilton Memorial Agreement Geneva". Akta termahal di dunia ini diteken oleh John F kennedy selaku Presiden AS, Ir Soekarno selaku Presiden RI dan William Vouker yang mewakili Swiss. Perjanjian segitiga ini dilakukan di Hotel Hilton Geneva pada 14 November 1963 sebagai kelanjutan dari MOU yang dilakukan tahun 1961. Intinya adalah, Pemerintahan AS mengakui keberadaan emas batangan senilai lebih dari 57 ribu ton emas murni yang terdiri dari 17 paket emas dan pihak Indonesia menerima batangan emas itu menjadi kolateral bagi dunia keuangan AS yang operasionalisasinya dilakukan oleh Pemerintahan Swiss melalui United Bank of Switzerland (UBS).

Pada dokumen lain yang tidak dipublikasi disebutkan, atas penggunaan kolateral tersebut AS harus membayar fee sebesar 2,5% setahun kepada Indonesia. Hanya saja, ketakutan akan muncul pemimpinan yang korup di Indonesia, maka pembayaran fee tersebut tidak bersifat terbuka. Artinya hak kewenangan pencairan fee tersebut tidak berada pada Presiden RI siapa pun, tetapi ada pada sistem perbankkan yang sudah dibuat sedemikian rupa, sehingga pencairannya bukan hal mudah, termasuk bagi Presiden AS sendiri.

Account khusus ini dibuat untuk menampung aset tersebut yang hingga kini tidak ada yang tahu keberadaannya kecuali John F kennedy dan Soekarno sendiri. Sayangnya sebelum Soekarno mangkat, ia belum sempat memberikan mandat pencairannya kepada siapa pun di tanah air. Malah jika ada yang mengaku bahwa dialah yang dipercaya Bung Karno untuk mencairkan harta, maka dijamin orang tersebut bohong, kecuali ada tanda-tanda khusus berupa dokumen penting yang tidak tahu siapa yang menyimpan hingga kini.

Menurut sebuah sumber di Vatikan, ketika Presiden AS menyampaikan niat tersebut kepada Vatikan, Paus sempat bertanya apakah Indonesia telah menyetujuinya.

Kabarnya, AS hanya memanfaatkan fakta MOU antara negara G-20 di Inggris dimana Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ikut menanda tangani suatu kesepakatan untuk memberikan otoritas kepada keuangan dunia IMF dan World Bank untuk mencari sumber pendanaan alternatif. Konon kabarnya, Vatikan berpesan agar Indonesia diberi bantuan. Mungkin bantuan IMF sebesar USD 2,7 milyar dalam fasilitas SDR (Special Drawing Rights) kepada Indonesia pertengahan tahun lalu merupakan realisasi dari kesepakatan ini, sehingga ada isyu yang berkembang bahwa bantuan tersebut tidak perlu dikembalikan.

Oleh Bank Indonesia memang bantuan IMF sebesar itu dipergunakan untuk memperkuat cadangan devisa negara. Kalau benar itu, maka betapa nistanya rakyat Indonesia. Kalau benar itu terjadi betapa bodohnya Pemerintahan kita dalam masalah ini. Kalau ini benar terjadi betapa tak berdayanya bangsa ini, hanya kebagian USD 2,7 milyar. Padahal harta tersebut berharga ribuan trilyun dollar Amerika.

Aset itu bukan aset gratis peninggalan sejarah, aset tersebut merupakan hasil kerja keras nenek moyang kita di era masa keemasan kerajaan di Indonesia.


Asal Mula Perjanjian "Green Hilton Memorial Agreement"


Setelah masa perang dunia berakhir, negara-negara timur dan barat yang terlibat perang mulai membangun kembali infrastrukturnya. Akan tetapi, dampak yang telah diberikan oleh perang tersebut bukan secara materi saja tetapi juga secara psikologis luar biasa besarnya. Pergolakan sosial dan keagamaan terjadi dimana-mana. Orang-orang ketakutan perang ini akan terjadi lagi. Pemerintah negara-negara barat yang banyak terlibat pada perang dunia berusaha menenangkan rakyatnya, dengan mengatakan bahwa rakyat akan segera memasuki era industri dan teknologi yang lebih baik. Para bankir Yahudi mengetahui bahwa negara-negara timur di Asia masih banyak menyimpan cadangan emas. Emas tersebut akan di jadikan sebagai kolateral untuk mencetak uang yang lebih banyak yang akan digunakan untuk mengembangkan industri serta menguasai teknologi. Karena teknologi Informasi sedang menanti di zaman akan datang.


Quote:
Sesepuh Mason yang bekerja di Federal Reserve (Bank Sentral di Amerika) bersama bankir-bankir dari Bank of International Settlements / BIS (Pusat Bank Sentral dari seluruh Bank Sentral di Dunia) mengunjungi Indonesia. Melalui pertemuan dengan Presiden Soekarno, mereka mengatakan bahwa atas nama kemanusiaan dan pencegahan terjadinya kembali perang dunia yang baru saja terjadi dan menghancurkan semua negara yang terlibat, setiap negara harus mencapai kesepakatan untuk mendayagunakan kolateral Emas yang dimiliki oleh setiap negara untuk program-program kemanusiaan. Dan semua negara menyetujui hal tersebut, termasuk Indonesia. Akhirnya terjadilah kesepakatan bahwa emas-emas milik negara-negara timur (Asia) akan diserahkan kepada Federal Reserve untuk dikelola dalam program-program kemanusiaan. Sebagai pertukarannya, negara-negara Asia tersebut menerima Obligasi dan Sertifikat Emas sebagai tanda kepemilikan. Beberapa negara yang terlibat diantaranya Indonesia, Cina dan Philippina. Pada masa itu, pengaruh Soekarno sebagai pemimpin dunia timur sangat besar, hingga Amerika merasa khawatir ketika Soekarno begitu dekat dengan Moskow dan Beijing yang notabene adalah musuh Amerika.

Namun beberapa tahun kemudian, Soekarno mulai menyadari bahwa kesepakatan antara negara-negara timur dengan barat (Bankir-Bankir Yahudi dan lembaga keuangan dunia) tidak di jalankan sebagaimana mestinya. Soekarno mencium persekongkolan busuk yang dilakukan para Bankir Yahudi tersebut yang merupakan bagian dari Freemasonry.

Tidak ada program-program kemanusiaan yang dijalankan mengunakan kolateral tersebut. Soekarno protes keras dan segera menyadari negara-negara timur telah di tipu oleh Bankir International.


Akhirnya Pada tahun 1963, Soekarno membatalkan perjanjian dengan para Bankir Yahudi tersebut dan mengalihkan hak kelola emas-emas tersebut kepada Presiden Amerika Serikat John F.Kennedy (JFK). ketika itu Amerika sedang terjerat utang besar-besaran setelah terlibat dalam perang dunia. Presiden JFK menginginkan negara mencetak uang tanpa utang.
Karena kekuasaan dan tanggung jawab Federal Reserve bukan pada pemerintah Amerika melainkan di kuasai oleh swasta yang notabene nya bankir Yahudi. Jadi apabila pemerintah Amerika ingin mencetak uang, maka pemerintah harus meminjam kepada para bankir yahudi tersebut dengan bunga yang tinggi sebagai kolateral. Pemerintah Amerika kemudian melobi Presiden Soekarno agar emas-emas yang tadinya dijadikan kolateral oleh bankir Yahudi di alihkan ke Amerika. Presiden kennedy bersedia meyakinkan Soekarno untuk membayar bunga 2,5% per tahun dari nilai emas yang digunakan dan mulai berlaku 2 tahun setelah perjanjian ditandatangani. Setelah dilakukan MOU sebagai tanda persetujuan, maka dibentuklah Green Hilton Memorial Agreement di Jenewa (Swiss) yang ditandatangani Soekarno dan John F.Kennedy. Melalui perjanjian itu pemerintah Amerika mengakui Emas batangan milik bangsa Indonesia sebesar lebih dari 57.000 ton dalam kemasan 17 Paket emas.

Melalui perjanjian ini Soekarno sebagai pemegang mandat terpercaya akan melakukan reposisi terhadap kolateral emas tersebut, kemudian digunakan ke dalam sistem perbankan untuk menciptakan Fractional Reserve Banking terhadap dolar Amerika. Perjanjian ini difasilitasi oleh Threepartheid Gold Commision dan melalui perjanjian ini pula kekuasaan terhadap emas tersebut berpindah tangan ke pemerintah Amerika. Dari kesepakatan tersebut, dikeluarkanlah Executive Order bernomor 11110, di tandatangani oleh Presiden JFK yang memberi kuasa penuh kepada Departemen keuangan untuk mengambil alih hak menerbitkan mata uang dari Federal Reserve. Apa yang pernah di lakukan oleh Franklin, Lincoln, dan beberapa presiden lainnya, agar Amerika terlepas dari belenggu sistem kredit bankir Yahudi juga diterapkan oleh presiden JFK. salah satu kuasa yang diberikan kepada Departemen keuangan adalah menerbitkan sertifikat uang perak atas koin perak sehingga pemerintah bisa menerbitkan dolar tanpa utang lagi kepada Bank Sentral (Federal Reserve)

Tidak lama berselang setelah penandatanganan Green Hilton Memorial Agreement tersebut, presiden kennedy di tembak mati oleh Lee Harvey Oswald. Setelah kematian kennedy, tangan-tangan gelap bankir Yahudi memindahkan kolateral emas tersebut ke International Collateral Combined Accounts for Global Debt Facility di bawah pengawasan OITC (The Office of International Treasury Control) yang semuanya dikuasai oleh bankir Yahudi. Perjanjian itu juga tidak pernah efektif, hingga saat Soekarno ditumbangkan oleh gerakan Orde baru yang didalangi oleh CIA yang kemudian mengangkat Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia. Sampai pada saat Soekarno jatuh sakit dan tidak lagi mengurus aset-aset tersebut hingga meninggal dunia. Satu-satunya warisan yang ditinggalkan, yang berkaitan dengan Green Hilton Memorial Agreement tersebut adalah sebuah buku bersandi yang menyembunyikan ratusan akun dan sub-akun yang digunakan untuk menyimpan emas, yang terproteksi oleh sistem rahasia di Federal Reserve bernama The Black screen. Buku itu disebut Buku Maklumat atau The Book of codes. Buku tersebut banyak di buru oleh kalangan Lembaga keuangan Dunia, Para sesepuh Mason, para petinggi politik Amerika dan Inteligen serta yang lainnya. keberadaan buku tersebut mengancam eksistensi Lembaga keuangan barat yang berjaya selama ini.


Quote:
Sampai hari ini, tidak satu rupiah pun dari bunga dan nilai pokok aset tersebut dibayarkan pada rakyat Indonesia melalui pemerintah, sesuai perjanjian yang disepakati antara JFK dan Presiden Soekarno melalui Green Hilton Agreement. Padahal mereka telah menggunakan emas milik Indonesia sebagai kolateral dalam mencetak setiap dollar.
Hal yang sama terjadi pada bangsa China dan Philipina. Karena itulah pada awal tahun 2000-an China mulai menggugat di pengadilan Distrik New York. Gugatan yang bernilai triliunan dollar Amerika Serikat ini telah mengguncang lembaga-lembaga keuangan di Amerika dan Eropa. Namun gugatan tersebut sudah lebih dari satu dasawarsa dan belum menunjukkan hasilnya. Memang gugatan tersebut tidaklah mudah, dibutuhkan kesabaran yang tinggi, karena bukan saja berhadapan dengan negara besar seperti Amerika, tetapi juga berhadapan dengan kepentingan Yahudi bahkan kabarnya ada kepentingan dengan Vatikan. Akankah Pemerintah Indonesia mengikuti langkah pemerintah Cina yang menggugat atas hak-hak emas rakyat Indonesia yang bernilai Ribuan Trilyun Dollar… (bisa untuk membayar utang Indonesia dan membuat negri ini makmur dan sejahtera)?

Sudah ada yg bisa mencairkan mandat dari Pak Soekarno ?




 
equityworld futures pusat