Deddy Corbuzier. Orang banyak mengingat nama ini sebagai tukang sulap
bertubuh tinggi besar, dengan penampilan agak seram. Dia kerap memberi
bayangan hitam di sekitar kelopak mata, dan dahi. Rambutnya dulu
panjang, dikuncir kebelakang, dan wajahnya terkesan lebih lebar.
Tapi
sejak 2009, lelaki bernama asli Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sunjoyo
ini “menyulap” tubuhnya, dan membuat banyak orang tercengang. Perutnya
kini tanpa balutan lemak. Bongkahan otot mencuat di lengan, dada dan
paha, bagai hasil pahatan artis seni rupa.
Kepalanya kini dicukur
plontos, dan kian menguatkan kesan torso ramping dan liat itu.“Dulu
berat saya 100 kilogram, sekarang hanya 70-71 kilogram,” ujar Deddy.
Dulu Deddy suka risih dengan bentuk tubuhnya. Apalagi, sebagai
magician,
dia kadang harus tampil telanjang dada di panggung, atau di depan
kamera. “Saya stres karena saya sadar tubuh saya tidak bagus.”
Tapi
sekarang keadaan terbalik. Tanpa disuruh, ia begitu percaya diri
melepas kemeja di atas podium. Kini ia memang punya kegiatan baru:
berceramah tentang rahasia tubuh indah.
Lima bulan belakangan
ini, Deddy rajin menyebarkan ajaran diet model anyar. Ia menyerukan
revolusi cara melangsingkan tubuh. Kalau diet biasa kesannya tersiksa,
maka Deddy menggoda para pemimpi tubuh indah dengan cara barunya itu.
Tak perlu ribet hitung menghitung kalori.
Ia kapok dengan diet
biasa. Lebih dari sepuluh tahun dia makan nasi beras merah dan dada ayam
kukus. Hasilnya? Timbangannya berkisar di angka itu-itu saja. Lalu dia
menemukan satu metode baru, yang disebutnya sebagai
Obsessive Corbuzier’s Diet (OCD). Dia memadukan teknik
Intermittent Fastingdan High Intensity Interval Training (HIIT).
Jasa ShaolinIde
diet ini bermula tatkala Deddy berada di Hong Kong. Alkisah, dia
bertemu dengan seorang lelaki yang menjadi sopir untuk mobil yang
disewanya selama sepekan di negeri itu. Deddy ke Hong Kong dalam rangka
memperdalam ilmu beladiri Wing Chun.
Tapi dia mendapat satu
berkah lain. Sopir itu ternyata bekas biksu di kuil Shaolin, sebuah
biara yang tersohor sebagai pusat ilmu kungfu di dunia. Yang membuat
Deddy terpukau adalah lelaki itu tampak gesit. “Saya kira dia berumur 40
tahun,” ujarnya (lihat:
Inspirasi Diet dari Kuil Gunung Shaoshi).
Dia penasaran oleh penampilan lelaki itu. Setelah bertanya, dia terkesiap begitu tahu lelaki itu berumur 70 tahun. "
It’s impossible I think. Kemudian saya tanya bagaimana dia bisa mendapatkan itu," ujarnya berkisah.
Setelah
ngobrol ngalor-ngidul, si bapak sopir itu akhirnya membocorkan resep
awet mudanya: puasa dengan hanya makan satu kali sehari.
"Pulang
ke Indonesia ide diet itu lenyap. Saya kembali berkutat ke diet lama
saya dan kebodohan yang sama. Tak mau mengambil risiko untuk hal baru."
Lima tahun kemudian ia baru tergerak mencari referensi soal puasa yang
dilakukan sopir itu.
"Saya mencobanya.
Here I am with eight packs stomach and going younger and stronger! Bigger with muscle.”
Tapi
soal makan sekali sehari, mantan Presiden BJ Habibie dikabarkan telah
lebih dulu menerapkan. Rahasia awet mudanya adalah mengatur pola makan
dan olah raga. Dia mengungkapkan hal itu pada suatu acara
talkshow
di Kuningan, Jakarta Pusat, di hadapan Aliansi Jurnalis Independen
akhir Agustus lalu. Habibie hanya makan sekali dalam sehari. Setelah
itu, dia banyak minum air putih, dan berenang tiga jam sehari.
Obsessive Corbuzier's DietTeori
diet Deddy sebetulnya sederhana: menghindari makan pagi, dan mengatur
jam makan. Dia menyebutnya sebagai “jendela makan”.Selebihnya adalah
puasa. Tapi bukan puasa total tanpa makan dan minum (lihat
Infografik: Metode OCD).
Versi
puasa Deddy adalah tak boleh memakan asupan apapun yang mengandung
kalori. Demikian juga minuman, yang dilarang adalah minuman mengandung
kalori. “Air putih, teh atau teh tanpa gula boleh,” ujarnya.
Pada
dietnya, Deddy mengharamkan sarapan. Ia yakin sarapan hanya akan
menghambat pembakaran lemak. Sedangkan makan malam akan dibakar saat
tidur hingga tidak akan menjadi masalah.
Soal “jendela makan”
yang dimaksud adalah kebebasan memilih waktu puasa. Antara lain: puasa
16 jam dengan waktu makan 8 jam, puasa 18 jam dengan waktu makan 6 jam,
dan puasa 20 jam dengan waktu makan 4 jam.
Artinya?
Selama
8, 6 atau 4 jam dalam sehari boleh makan apapun. Tanpa makan pagi
setidaknya 3 jam setelah bangun tidur. “Jendela makan 8 jam, artinya
Anda mulai makan jam 12 sampai jam 8 malam. (Sehari 3 kali makan) atau
kalau Anda mulai jam 3 Anda bisa makan sampai jam 12 malam. Begitu
seterusnya,” ujarnya. Kedengarannya jurus diet ini memang menyenangkan.
Deddy
kini mengambil jendela makan yang lebih ekstrem: 24 jam. Jadi ia hanya
makan sekali sehari, lalu stop sampai 24 jam berikutnya. Terdengar
menyeramkan, tapi karena sudah biasa ia santai menjalaninya. Ia memilih
makan malam hari. Misalnya, pada malam saat bertemu
VIVAnews
itu, menu Deddy adalah semangkuk sup daging sapi, seporsi nasi, ikan
asam manis kurang lebih empat potong, sepuluh tusuk sate ayam lengkap
dengan lontong, dan segelas air mineral.
Tapi apakah pola puasa
16, 18, 20, atau malah 24 jam aman untuk lambung? Deddy mengatakan tak
masalah. Sebelum ia melakoni diet ini, ia punya maag akut. Tapi maag itu
hilang begitu saja.
Deddy lalu mengutip temuan sebuah riset yang
dilakukan Macdonald IA, Webber J pada tahun 1995. Bahwa 72 jam
berpuasa, metabolisme tidak akan menurun, tapi justru meningkat. “Lewat
dari 72 jam baru metabolisme menurun.”
Teori lain yang dianutnya
adalah dari Hippocrates. Bapak kedokteran dari zaman Yunani kuno itu
mengatakan puasa adalah juga obat alamiah bagi tubuh manusia. Itu
sebabnya, memberikan makan orang sakit sama dengan memberi makan kepada
penyakitnya. “Jadi kalau sakit kenapa dipaksa makan,” ujarnya.
Dengan diet ini Deddy mengaku berat badannya bisa turun empat kilogram dalam sepekan.
Olahraga Mengimbangi dietnya, ia olahraga seminggu tiga kali. Angkat beban selama 20 menit. “Saya tidak pernah treadmill dan cardio”.
Terjawab
mengapa tubuh bagian atasnya kini tampak kekar dan berotot. Lelaki yang
identik dengan pakaian serba hitam ini juga membantah jika ototnya yang
menyembul didapatkan dari steroid. Efek dari penggunaan steroid
dikatakannya membuat tubuh menggemuk terlebih dulu, sebelum akhirnya
kurus. Ini tidak terjadi padanya.
“Kalau saya pakai steroid, badan saya akan lebih besar dari ini”.
Apapun
kata orang, sepertinya Deddy tak peduli. Ia cukup puas saat putranya
memuji soal penampilan barunya ini. Di rumah dia memang senang
bertelanjang dada. “Dia bilang, papa kaya The Rock di WWF Championship,”
jelasnya sambil tersenyum. WWF Championship merupakan ajang gulat di
Amerika, dan The Rock salah satu pemainnya (lihat
Wawancara Deddy Corbuzier: "Kematian Terbesar Itu karena Obesitas").
Tak
hanya putranya, rekan-rekannya di dunia hiburan pun ikut kagum. Sebut
saja Ciko Jericho, Irgi Fahrezi, penyanyi cantik, Vicky Shu, Olla
Ramlan, Sarah Sechan, dan Yuanita Christiani.
Yuanita baru satu
bulan menjalankan OCD ini. Dia mengakui diet cara Deddy itu lebih
praktis. Tidak perlu pusing memilih makanan dan menghitung kalori yang
masuk. Hanya ada masalah di awal diet."Waktu pertama kali puasa, waktu
buka
gue langsung rakus. Alhasil mual karena lambungnya kaget kali ya," ujarnya tertawa.
Sejak
itu ia memperbaiki pola makan. Ia mulai dengan dua keping biskuit dan
jus buah. Baru disusul makan besar satu jam kemudian. Hasilnya, berat
badannya turun dua kilogram. Padahal sebelumnya ia sudah mengunjungi
slimming center, akupuntur, dan mengonsumsi nasi merah.
KontroversiSambutan atas gaya diet Deddy ini memang luar biasa. Misalnya,
e-book meteode
diet itu dibagikannya gratis lewat www.readyforfit.com. Dalam tempo
singkat situs itu telah dikunjungi lebih dari tujuh juta orang. "Yang
mau pasang iklan juga sudah banyak banget. Yang toko buku minta
diterbitkan juga banyak. Tapi semua saya tolak. Dan ini saja sudah jadi
kontroversi,” ujar Deddy.
Lalu, apa kata pakar kesehatan soal jurus diet pesulap itu? Ahli
strength and conditioning
untuk atlet, dr. Phaidon L Toruan menyebut bahwa OCD hanya berorientasi
membuat tubuh menjadi kurus, bukan pada kesehatan. Menurut Phaidon
dengan menyebutkan boleh makan apapun, artinya dalam diet ini
karbohidrat bisa didapat dari mana saja, termasuk dari lemak trans yang
sudah terbukti tidak sehat. Sehingga jika metode diet ini diterapkan dan
berhenti, kemungkinan besar berat badan akan kembali naik.
Bukan
hanya soal itu, diet yang mengabsenkan sarapan ini juga memiliki efek
buruk pada tubuh. Efek yang paling jelas adalah kerja otak yang menjadi
tidak maksimal. Meskipun begitu dr Phaidon mengakui beberapa menu
sarapan memang dapat memperlambat metabolisme, seperti yang pernah
diungkapkan oleh Deddy.
"Kalau sarapannya dengan menu yang tidak
sehat seperti nasi goreng. Memang benar. Tapi kalau sarapannya dengan
menu sehat, seperti roti gandum atau buah itu efeknya bagus sekali untuk
kerja otak jadi maksimal," ujarnya.
Soal kontroversi itu, reaksi Deddy datar saja. Ia sudah menjelaskan dalam
e-book bahwa semua teori diet tidak ada yang salah atau benar. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya.
Seperti
metode OCD itu. Sebelum menyebarkan kepada publik, dia telah menjadikan
dirinya sebagai kelinci percobaan, dan rupanya cocok. Tapi Deddy juga
tak mau sembarangan. Di dalam
e-book itu, misalnya, Deddy
menganjurkan pengikut dietnya lebih dulu berkonsultasi ke dokter.
Memastikan apakah diet itu cocok atau tidak.
Untuk soal ini
Phaidon membenarkan. Dokter yang juga dikenal sebagai pakar gaya hidup
sehat ini menyatakan diet jurus Deddy belum tentu bisa diterapkan pada
orang lain.
Sebelum melakukannya, perlu ditilik gaya hidup Deddy.
Ia sudah terbiasa menjalani olahraga berat. “Tidak sulit baginya untuk
berolahraga ketika puasa. Deddy juga merokok, jelas lebih mudah menahan
lapar dalam waktu lama,” ujar Phaidon.
Tapi Deddy tak ingin
membahas argumen itu. Ia menyebut dirinya hanya ingin berbagi ilmu, dan
rahasia diet. Untuk itulah dia sibuk bertandang dari satu kota ke kota
lain buat memenuhi undangan seminar soal OCD.
Yang lebih
menarik, dietnya juga memukau Menkokesra Agung Laksono. Deddy mengatakan
dia baru saja dipanggil untuk mencanangkan gerakan Indonesia bebas
obesitas.
Soal obesitas ini, Menteri Agung patut gusar. Hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, menyebutkan ada 11,7 persen
warga Indonesia mengalami obesitas. Artinya sama dengan 27,7 juta jiwa
dari jumlah penduduk Indonesia.
“Saya dipanggil untuk
menerangkan OCD, dan mencoba mendesain program tersebut,” ujar Deddy.
Meski itu baru rencana, Deddy tetap bangga. Ia berharap seruan dietnya
bisa membantu gerakan itu. Setidaknya, ia dicanangkan di lingkungan
Kementerian Kesra. “Penyebab kematian terbesar itu obesitas,” ujarnya.
Fakta lain yang membuat dia risau: risiko kematian dari penderita obesitas kini bahkan telah melampui korban narkoba. (np)