Pada empat tahun lalu, para pemimpin eksekutif sejumlah bank utama di
Amerika Serikat (AS) meminta maaf atas bisnis mereka yang penuh risiko
sehingga menciptakan krisis keuangan terburuk dalam beberapa dekade
terakhir. Mereka pun berterimakasih kepada rakyat yang meminjamkan
uang melalui dana talangan pemerintah.
Menurut harian The Washington Post, penuturan
mereka itu dilontarkan kepada para anggota Kongres dalam rapat di
Komisi Penyelidikan Krisis Keuangan di Capitol Hill, Washington DC, Rabu
13 Januari 2010 waktu setempat. Dalam rapat itu, para wakil rakyat
mencecar para bankir besar sebagai pihak yang harus bertanggungjawab
menciptakan krisis, yang membawa AS ke dalam keterpurukan ekonomi.
"Kami
mengerti kemarahan yang dirasakan banyak warga," kata Brian Moynihan,
Kepala Eksekutif Korporat (CEO) dan Presiden Bank of America. "Kami pun
bersyukur atas bantuan para pembayar pajak yang kami terima," lanjut
Moynihan.
Pengakuan serupa juga diutarakan Jamie Dimon, CEO
JPMorgan Chase & Co. "Kami melakukan kesalahan dan ada hal-hal yang
seharusnya kami bisa lakukan lebih baik," kata Dimon. Sedangkan
Chairman Morgan Stanley, John Mack, menilai bahwa krisis ini merupakan
"peringatan yang kuat bagi perusahaannya."
Para eksekutif
top itu mengaku selama krisis tidak menerima bonus dan melakukan
restrukturisasi internal di perusahaan masing-masing, seperti
dipersyaratkan pemerintah AS untuk menerima dana talangan.
Bank-bank
utama AS itu dalam setahun terakhir menerima dana talangan sebesar
lebih dari US$100 miliar yang harus dikembalikan dalam jangka waktu
tertentu.
Namun, penyesalan para bankir itu tidak mampu menutupi
kemarahan para wakil rakyat yang tergabung dalam Komisi Penyelidikan
Krisis Keuangan di Kongres. Mereka menilai para bankir masih menikmati
pendapatan yang tinggi saat perusahaannya sedang krisis. Bahkan, ada
eksekutif yang akan menerima kenaikan gaji saat bank yang dia kelola
mulai pulih.
"Rakyat sedang marah," kata Ketua Komisi Phil
Angelides. "Laporan-laporan laba dan bonus saat mereka menerima bantuan
pemerintah senilai trilunan dolar menjadi masalah yang sensitif saat
banyak keluarga sedang berjuang untuk bertahan hidup," lanjut Anglides.
Dia menilai para bankir itu ibarat seorang makelar penjual
mobil yang rem-nya rusak, kemudian membeli polis asuransi atas pembeli
mobil itu.
Mendengar kemarahan Angelides, Lloyd Blankfein
sebagai CEO Goldman Sachs mengaku menyesal. "Kami menyesal atas
konsekuensi bahwa rakyat telah mengorbankan uang mereka," kata
Blankfein. Namun, dia tetap menilai bahwa perusahaannya hanya
menerapkan tindakan-tindakan dalam manajemen risiko. (one)
Monday, January 13, 2014
13-1-2010: Picu Krisis Ekonomi, Para Bankir AS Minta Maaf
9:03 AM
PT Equityworld Futures Surabaya
No comments
0 comments:
Post a Comment