Harga minyak turun ke level terendah dua minggu di perdagangan Asia pada hari Kamis, memperpanjang penurunan baru-baru ini karena pasar resah atas perlambatan ekonomi di China, sementara penguatan dolar juga membebani di tengah tanda-tanda berkelanjutan dari Federal Reserve yang hawkish.
Penarikan persediaan AS yang lebih besar dari perkiraan sebagian besar gagal menarik harga minyak dari putaran tiga hari, karena data Administrasi Informasi Energi (EIA) juga menunjukkan bahwa produksi AS mendekati level tertinggi sebelum COVID dalam beberapa pekan terakhir.
Hal ini disertai dengan meningkatnya kekhawatiran akan perlambatan permintaan China, karena indikator ekonomi yang lemah dari importir minyak terbesar dunia terus menumpuk. Negara ini juga bergulat dengan krisis real estate.
Sinyal Hawkish dari risalah pertemuan Juli Fed mendorong dolar mendekati level tertinggi dua bulan, lebih lanjut menekan harga minyak mentah.
Data perdagangan yang lemah dari Jepang juga menimbulkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global, karena ekspor negara tersebut, khususnya ke China, menyusut pada bulan Juli.
baca
PT Equityworld Futures Trillium Surabaya – Kekhawatiran Perlambatan Ekonomi China
Minyak berjangka Brent turun 0,2% menjadi $83,13 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate turun 0,4% menjadi $79,03 per barel pada pukul 21:04 ET (01:04 GMT). Kedua kontrak berada pada level terlemahnya dalam dua minggu, dan sekarang turun untuk sesi keempat berturut-turut.
sumber investing
0 comments:
Post a Comment